COVID-19 Update

Pengendalian Covid-19 Non Obat Efektif Tekan Kasus Baru

Jakarta – Pakar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Dedi Rosadi mengungkapkan, dari data statistik pengendalian kasus baru di tingkat global, metode pengendalian non obat terbukti efektif dalam meminimalkan munculnya kasus baru Covid-19.

Menurutnya, beberapa negara yang berhasil menekan kasus baru tersebut adalah China, Australia dan Selandia Baru. Namun begitu, pengendalian lewat vaksin dan obat secara global tetap saja terus digalakan di tengah belum disiplinnya masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, masih terbatasnya vaksin dan obat serta adanya mutasi virus.  “Sampai saat ini memang secara global fokus masih di pengendalian non obat,” kata Dedi Rosadi melalui keterangan resminya, Minggu 23 Mei 2021.

Pengendalian non obat lanjut Rosadi, tingkat efektifitasnya beragam dari berhasil menekan munculnya kasus baru dalam beberapa bulan terakhir tapi di beberapa negara tertentu juga terjadi gelombang kedua dan ketiga penularan Covid-19. “Efektifitasnya beragam, ada yang sudah sampai multi waves, namun banyak juga yang masih single wave seperti di Indonesia, Maroko, Paraguay, Uruguay,“ katanya.

Meski pengendalian non obat terbukti efektif untuk di beberapa negara, namun belum tentu efektifnya di negara lain karena berbagai faktor seperti ketegasan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Namun, jika ini diterapkan secara global ia yakin bisa mencegah terjadinya endemi.

“Saya yakin ini akan sangat sulit sehingga endemik wilayah atau global sangat mungkin akan terjadi. Tapi kalau ini bisa dilakukan efektif secara global, kejadian endemik tidak akan terjadi,” lanjut Dedi.

Selain pengendalian non obat, untuk menekan laju penularan Covid-19 menurutnya juga perlu lewat vaksin dan obat. Meski efektifitas vaksin yang harus terus diuji dan teknik pengobatan efektif terhadap penyakit yang terus diupayakan. Namun, apabila salah satu atau keduanya bisa berjalan efektif dalam waktu dekat, masih sangat mungkin endemik bisa dihindarkan dan pandemi bisa berakhir dalam waktu dekat.

“Banyak faktor yang menjadi kendala utama dan tetap terus harus diwaspadai dari permintaan dan ketersediaan vaksin dan obat, mutasi virus, faktor sosial masyarakat,” pungkasnya. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

IHSG Dibuka pada Zona Merah ke Level 7.151

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

10 mins ago

Harga Emas Antam Naik Rp8.000, Sekarang Segram Dibanderol Segini

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 18 November… Read More

29 mins ago

IHSG Berpotensi Melemah, Simak 4 Saham Rekomendasi Analis

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

1 hour ago

PLN Perkuat Kolaborasi dan Pendanaan Global untuk Capai Target 75 GW Pembangkit EBT

Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mendukung target pemerintah menambah kapasitas pembangkit energi… Read More

14 hours ago

Additiv-Syailendra Capital Perluas Distribusi Produk Keuangan

Jakarta - Additiv, perusahaan penyedia solusi keuangan digital, mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Syailendra Capital, salah… Read More

14 hours ago

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

19 hours ago