Nasional

Pengamat Sebut Kebijakan Bahlil Mencederai Komitmen Presiden Prabowo

Jakarta – Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengungkapkan, kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang lebih mengutamakan penggunaan energi fosil ketimbang Energi Baru Terbarukan (EBT) dinilai mencederai komitmen Presiden Prabowo.

“Ada kecenderungan Bahlil lebih mengutamakan penerapan kebijakan Presiden Jokowi ketimbang komitmen Presiden Prabowo. Kebijakan itu di antaranya lebih mengutamakan Energi Fosil ketimbang Energi Baru Terbarukan (EBT) dan lebih berpihak pada kelas atas daripada wong cilik,” katanya, dikutip Senin, 9 Desember 2024.

Diketahui, Prabowo sendiri komitmen untuk mencapai Swasembada Energi melalui pengembangan EBT dengan menggunakan sumber-sumber energi yang meruah di Indonesia dalam waktu 4-5 tahun. 

Bukannya mengupayakan komitmen Presiden Prabowo dalam pengembangan EBT, kebijakan Bahlil justru mengutamakan pengembangan Energi Fosil. 

“Bahlil menginstruksikan untuk mengenjot produksi minyak dan gas di hulu. Padahal, investor besar sudah meninggalkan sektor hulu Indonesia karena tidak feasible lagi,” jelasnya.

Baca juga : Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan, Ini Penjelasan UI

Ia juga menyoroti soal kebijakan Presiden Prabowo yang akan menghentikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dalam waktu 10 tahun. 

Justru, kebijakan Bahlil ini malah mendorong pengusaha tambang  untuk meningkatkan produksi batu bara. Kebijakan Bahlil ini selaras dengan kebijakan mantan presiden ke-7, Jokowi untuk menggenjot produksi batu bara. Bahkan, Jokowi memberikan kosesi tambang batu bara kepada organisasi keagamaan untuk meningkatkan produksi batu bara. 

Baca juga : Menteri Bahlil Sudah Siapkan Strategi Kerek Lifting Minyak RI, Begini Penjelasannya

Tidak hanya itu, Bahlil juga mewacanakan kebijakan ojek online (ojol) dilarang pakai BBM subsidi dengan alasan memiliki sepeda motor untuk usaha. 

Padahal, pengendara ojol adalah masyarakat bawah, yang termasuk golongan rentan miskin. Ironis memang kebijakan pelarangan ojol pakai BBM subsidi sangat tidak sesuai dengan komitmen Presiden Prabowo, yang selalu pro wong cilik.

“Kalau diteruskan kebijakan-kebijakan Bahlil tersebut dikhawatirkan akan semakin mencederai komitmen Presiden Prabowo. Ada urgensi untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan Bahlil tersebut,” pungkasnya. (*)

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

12 mins ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

3 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

3 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

4 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

6 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

6 hours ago