Ekonomi dan Bisnis

Pengamat : Pengalihan Pola Konsumsi Energi Dipengaruhi Dua Aspek

Jakarta – Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengungkapkan, pengalihan pola konsumsi energi oleh masyarakat tergantung dua hal, yakni aspek ketersediaan dan keterjangkauan.

Sebab, pada dasarnya konsumen tidak mempermasalahkan, apakah menggunakan energi berbasis migas ataupun listrik, selama dua aspek tersebut terpenuhi, tergantung mana yang lebih mudah.

“Saat ini konsumen belum memikirkan apakah sumber energinya berasal dari batubara, migas, ataukah bagian dari energi baru terbarukan (EBT). Yang penting, energinya harus tersedia dan terjangkau,” jelas Fahmy, Senin, 25 Febuari 2019.

Menurut Fahmy Radhi, akan ada sejumlah manfaat yang diperoleh masyarakat, apabila nantinya pengalihan pola konsumsi ini terjadi. Misalnya saat terjadi migrasi ke mobil listrik.

“Manfaat langsung yang dirasakan konsumen, terutama karena yang digunakan energi listrik, termasuk energi bersih (clean energy). Ini dimungkinkan, mengingat ada sebagian masyarakat yang mulai sadar lingkungan. Maka di sini energi listrik menjadi pilihan, seperti halnya mobil listrik dan kompor listrik (induksi),” jelasnya.

Ke depan pengalihan pola konsumsi energi masyarakat ke listrik akan terjadi, namun yang penting lagi, kembali dua hal itu harus ada, yakni terkait ketersediaan dan keterjangkauan.

Perubahan memang tidak bisa terjadi secara total dan cepat, melainkan secara bertahap. Tapi yang jelas, dengan adanya perpindahan pola konsumsi energi, akan penghematan.

“Jadi misal pemerintah memberikan subsidi solar, lalu subsidinya dialihkan kepada mobil listrik, maka otomatis akan mengurangi subsidi solar. Juga, terjadi penghematan beban energi yang ditanggung APBN. Selain itu, impor BBM akan jauh berkurang. Itu sebabnya pemerintah harus mendorong peralihan dari kendaraan yang menggunakan energi berbasis fuel kepada berbasis listrik, dan juga penggunaan kompor listrik (kompor induksi),” terangnya.

Pakar ketenagalistrikan dan Guru Besar FT-UI Professor Iwa Garniwa mengemukakan hal senada. Misalnya, penggunaan kompor listrik untuk memasak, manfaatnya lebih bersih (ramah lingkungan) dibandingkan menggunakan energi migas.

“Karena migas masih membakar dan menghasilkan emisi. Sementara pembangkit listrik yang ada saat ini, adalah PLTU yang lebih sedikit menggunakan batu bara dan sangat minim emisi yang diakibatkan,” tambah Iwa.

Namun kalau ditinjau dari segi harga, apakah listrik lebih murah dengan harga yang ada sekarang, ia tidak bisa menjawab secara pasti.

Lima tahun lalu ia melakukan riset memasak satu objek yang sama dengan gas dan listrik, memang lebih murah, memakai listrik. Sekarang harga listrik sudah berbeda.

“Jika pemerintah memutuskan menaikkan atau menurunkan harga migas, bisa jadi harganya lebih mahal atau murah perbandingannya, antara memasak menggunakan bahan bakar migas atau listrik. Jadi penetapan harga itu relatif sifatnya,” papar Anggota Panitia Akreditasi Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM ini. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Hana Bank: Transisi Pemerintahan Baru akan Mengguncang Ekonomi RI

Jakarta - Direktur Utama Hana Bank, Jong Jin Park mengungkapkan, transisi pemerintahan baru akan memberikan dampak besar… Read More

3 hours ago

Perkuat GCG, BTN Gandeng JAMDATUN Kejaksaan RI Dalam Penanganan Masalah Hukum

Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu memberikan sambutan saat acara kerja sama antara BTN dengan… Read More

4 hours ago

Pembayaran Contactless Global Naik 80 Persen: Indonesia Harus Segera Beradaptasi

Bali - Mehdi Elhoussine, Managing Director Idemia mengungkapkan, volume pembayaran contactless (tap to pay) di… Read More

4 hours ago

Pluang Rilis Opsi Saham AS: Inovasi Investasi untuk RI

Jakarta - Pluang sebagai platform investasi dan perdagangan multi-aset, mengumumkan peluncuran perdagangan opsi saham Amerika… Read More

5 hours ago

Sritex Pailit, Kemnaker Minta Jangan Buru-buru PHK Karyawannya

Jakarta - Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro… Read More

5 hours ago

Soal Rencana Prabowo Putihkan Utang Nelayan dan Petani, Begini Kata Bank Mandiri

Jakarta – Bank Mandiri sebagai salah satu bank pelat merah menyambut baik rencana Presiden Prabowo Subianto terkait pemutihan… Read More

6 hours ago