Managing Director BowerGroupAsia, Douglas E. Ramage/Istimewa.
Jakarta – Managing Director BowerGroupAsia, Douglas E. Ramage mengungkapkan rasa optimisnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, terlebih memasuki tahun politik.
Douglas mengakui, Indonesia memiliki orang-orang kapabel yang nantinya bisa menjalankan tugas dalam mengatur perekonomian Indonesia. Mereka diproyeksi akan mendukung siapapun presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti.
Douglas juga mengatakan ada perilaku unik dari para pebisnis atau investor yang ada di Indonesia pada 2024 ini. Menurutnya, mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa, dan tidak akan terganggu dengan berlangsungnya pemilu.
Baca juga: Begini Dampak Pemilu 2024 ke Ekonomi RI, Bikin Untung atau Buntung?
“Menurut saya, hal yang menarik dalam pemilu kali ini adalah bahwa dunia usaha baik asing maupun konglomerat besar Indonesia tidak menyesuaikan perilaku investasi atau komersialnya karena pemilu,” kata Douglas, seperti dikutip dari CNBC, Kamis, 4 Januari 2024.
Dijelaskan kalau selama 25 tahun terakhir, dunia usaha baik di Indonesia maupun asing cenderung berhenti atau berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi besar maupun keputusan komersial menjelang pemilu. Ini disebabkan karena adanya potensi perubahan kebijakan dari pemimpin yang terpilih.
“Saya pikir, dunia usaha berperilaku sangat berbeda untuk kali pertama dalam 25 tahun. Harapannya adalah, siapa pun yang menang, Indonesia akan tetap fokus pada kebijakan makroekonomi yang kuat dan akan tetap fokus pada reformasi dan iklim investasi. Hal tersebut secara pragmatis memberikan manfaatnya,” jelas Douglas.
Lebih lanjut, Douglas menjelaskan, bahwa saat ini inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61 persen berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023 lalu. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Sri Mulyani Tegaskan APBN Tetap Fokus Bangun Fondasi Ekonomi
Ia merasa bahwa masyarakat Indonesia lebih peka dan sensitif terhadap inflasi pangan, yang saat ini diproyeksi berada di angka ±7 persen, atau 2-3 kali lipat lebih tinggi dibanding inflasi umum. Douglas menilai sejumlah capres akan mengutamakan topik ini jika terpilih. Apalagi, inflasi pangan memiliki dampak besar terhadap masyarakat, khususnya kalangan bawah.
“Saya berharap melihat beberapa kandidat seperti (mantan) Gubernur Anies dan Gubernur Ganjar, akan mulai fokus pada inflasi harga pangan karena hal ini berdampak pada puluhan juta pemilih di kategori bawah,” tukasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More