Categories: Keuangan

Pengamat: Arah BPJS Ketenagakerjaan Sudah Benar

Jakarta–Transformasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dari sebelumnya Jamsostek memang belum lama. Namun perbaikan-perbaikan terus dilakukan dan terlihat hasilnya sampai sejauh ini, baik dari sisi layanan maupun kinerja yang mengalami grafik peningkatan.

Terakhir, dari sisi kinerja, total aset pada program Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS ketenagakerjaan meningkat dari Rp166 triliun di semester terakhir, menjadi Rp173,4 triliun. Total aset dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) juga meningkat dari Rp11,69 triliun menjadi Rp12,69 triliun. Untuk Jaminan Kematian (JKM) asetnya juga meningkat dari Rp3,95 triliun menjadi Rp4,11 triliun.

Selain itu, realisasi laba bersih pada semester I-2015 juga tercatat sebesar Rp455,37 miliar. Realisasi laba bersih tersebut 19% lebih tinggi dibandingkan target sebesar Rp381,5 miliar.

Pakar Jaminan Sosial dari UI, Hasbullah Thabrany mengatakan arah BPJS Ketenagakerjaan sejauh ini sudah benar, meskipun masih ada beberapa yang perlu dibenahi.

“Arahnya sudah benar. Ibarat kita menginginkan punya mobil nyaman, kita sekarang sudah punya mobil, meskipun belum Mercy. Tapi, sudah bisa mengangkut kita ke satu tempat,” kata Hasbullah kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.

Pembenahan yang harus dilakukan menurutnya yakni masalah keterbukaan, baik dalam menjadi pemimpin/manajer BPJS, maupun investasi dana jaminan sosial yang ada di BPJS. “Semua proses harus transparan,” ujarnya.

Sementara itu pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo menuturkan saat ini yang menjadi tantangan BPJS ketenaga kerjaan kedepan yakni meyakini masyarakat pentingnya BPJS ketenagakerjaan.

Ia menilai pemahaman nasabah harus terus diedukasi karena kalau tidak akan terjadi kesenjangan yang berakibat kurang baik bagi kedua belah pihak.

Selain itu perlengkap kebijakan yang sudah ada dan lengkapi semua aturan pelaksanaan sesuai dengan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

“BPJS Ketenagakerjaan merupakan jaminan hari tua yang intinya berbentuk investasi. Dimana uangnya harus diputar oleh BPJS Ketenagakerjaan. Jadi jika peserta masih muda dan sehat saran saya jagan diambil uangnya meskipun dia di PHK, kecuali sangat terpaksa karena nilainya saat ini or current value-nya kecil,” jelas Agus. (*) Dwitya Putra

Paulus Yoga

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

11 hours ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

11 hours ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

12 hours ago

Keluarga Ini Jadi Paling Tajir di Taiwan Berkat Bank dan Asuransi, Intip Siapa Mereka

Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More

13 hours ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

13 hours ago