Ekonomi dan Bisnis

Penetapan Sektor Unggulan Harus Dibarengi Deregulasi

Jakarta – Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengungkapkan, guna dapat meraih kinerja optimal dari penetepan sektor unggulan bagi pembangunan ekonomi 2018, maka Presiden Joko Widodo diharapkan dapat menerapkan deregulasi besar-besaran dan holistik.

Untuk dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global, kalau memang mau, saya meyarankan agar ada deregulasi secara besar-besaran dan menyeluruh,” ujarnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018.

Dia memberi contoh, keberhasilan Jepang dan Vietnam dalam melakukan percepatan pembangunan ekonomi nasional didukung oleh keputusan pemerintah pusat yang menerapkan deregulasi di sebagian besar sektor ekonomi. “Vietnam telah bertumbuh cepat, bahkan merupakan investors darling di sektor pariwisata,” ucapnya.

Menurut Arief, Presiden Joko Widodo telah menetapkan bahwa pada tahun ini ada tiga sektor unggulan yang diharapkan bisa memberi kontribusi besar bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, yakni pertanian, pariwisata dan perikanan. “Sayangnya, sudah ditetapkan sebagai leading sector, tetapi anggarannya tidak mencukupi,” katanya.

Baca juga : Deregulasi Debirokrasi dan Sinkronisasi Kebijakan

Pada dasarnya, praktik melakukan deregulasi secara besar-besaran akan sulit diterapkan di 550 kota di Indonesia, namun pemerintah pusat bisa memutuskan untuk membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk semua industri. “Kita harus membunyai KEK di industri apa pun dan perlu membangun KEK sebanyak-banyaknya,” jelasnya.

Khusus untuk sektor pariwisata, dirinya meminta agar Presiden Jokowi bisa mendorong lahirnya KEK di sejumlah wilayah yang memilik kriteria kawasan wisata. “Saat ini (Januari-November 2017) pertumbuhan kunjungan ke Indonesia mencapai 22 persen, Asean 7 persen dan dunia hanya sebesar 6,4 persen. Vietnam yang terbesar, mencapai 25,2 persen,” paparnya.

Bahkan, jelas Arief, hingga akhir 2017, pariwisata menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perolehan devisa. Dia menyebutkan, per akhir 2016 ekspor CPO menyumbang US$15,97 miliar, pariwisata sebesar US$13,57 miliar dan sektor migas senilai US$13,1 miliar. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

4 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

5 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

5 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago