Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro dan kecil, dengan berbagai inisiatif dan pendekatan digital. Pengutamaan cara digital diterapkan agar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa efektif membesarkan usahanya dengan memanfaatkan dukungan teknologi.
Inisiatif BRI terlihat dari terbangunnya ekosistem digital perusahaan dalam melayani nasabah. Melalui pendekatan digital, BRI dapat memenuhi segala kebutuhan nasabah secara cepat dan efektif. Cara ini juga ampuh untuk menjangkau nasabah dan pelaku usaha yang ada di penjuru negeri.
Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI, Indra Utoyo mengungkapkan, pendekatan digital dikedepankan BRI karena saat ini basis pelayanan keuangan masyarakat sudah berubah. Sekarang, pusat layanan keuangan bagi masyarakat tidak terpaku di kantor-kantor bank, melainkan langsung dari genggaman masing-masing nasabah.
“Revolusi industri 4.0 membuat layanan keuangan bisa diakses di manapun, kapanpun, dan untuk apapun. Ini adalah era open banking, karena itu BRI memandang pentingnya penyediaan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah,” ujar Indra dalam konferensi internasional Conxion 2020 “A Truly Connected World” yang berlangsung secara daring, Kamis (5/11/2020).
Indra Utoyo menjadi satu-satunya tokoh dari Indonesia yang menjadi pembicara dalam konferensi yang mengulas perkembangan teknologi dan digital berskala dunia. Sejumlah pakar techno dan digital dunia yang hadir dalam event besutan Software AG di antaranya Marc Randolph (Co-founder Netflix), Ozzeir Khan (Director Digital Innovation and Architecture Division Asian Development Bank), Roland Christen (Head of Enterprise Architecture Tools & Services Credit Suisse), dan praktisi IT dan digital lainnya dari sejumlah korporasi besar di dunia.
Menurut Indra Utoyo, melalui ekosistem digital yang ada, kesulitan pengusaha kecil, petani, nelayan, dan pedagang dalam mengakses berbagai layanan finansial serta mengembangkan bisnis bisa teratasi. Segala proses dapat ditempuh secara singkat, dan berujung pada terjaganya produktivitas mereka.
Sebagai contoh, melalui ekosistem digital BRI nasabah UMKM bisa mengajukan kebutuhan pembiayaan secara daring dan diproses hanya dalam hitungan menit. Selain itu, mereka juga bisa mengambil uang tanpa harus pergi ke bank dengan memanfaatkan keberadaan 466 ribu lebih AgenBRILink di 53 ribu desa lebih di Indonesia.
“Sistem digital ini benar-benar mengedepankan kebutuhan nasabah, dan menjadikan mereka sebagai pusat orientasi layanan kami. Kemudahan melakukan transaksi keuangan mikro muncul karena digitalisasi. Pada akhirnya, nasabah yang berprofesi sebagai pedagang, petani, atau nelayan tak perlu lagi repot-repot pergi ke kantor bank hanya demi melakukan transfer, menarik uang, atau mengajukan kredit,” ujarnya.
Pendekatan digital juga mempermudah pelaku UMKM dalam mengakses pasar yang lebih luas untuk memasarkan produknya melalui platform digital BRI yakni pasar.id, stroberi dan IndonesiaMall. Dengan ketiga platform ini, pengusaha mikro dan kecil bisa menjangkau calon pembeli dari manapun, dan melayani kebutuhan mereka dengan sistem pemesanan dan pengantaran daring.
Masyarakat yang belum memiliki rekening BRI juga bisa dengan mudah membuka tabungan tanpa harus pergi ke kantor cabang terdekat. Mereka hanya perlu mengakses laman bukarekening.bri.co.id untuk memiliki tabungan BRI, atau melalui layanan berbagai platform seperti LinkAja, Shopee, Traveloka, Tokopedia, Grab, dan BenihBaik.com.
“Layanan membuka rekening secara daring menjadi solusi bagi pengusaha kecil yang selama ini enggan memiliki tabungan karena harus meluangkan waktu untuk ke kantor bank. Sekarang, mereka bisa menjadi nasabah BRI langsung dari rumah atau tempat bekerjanya,” ujarnya.
Untuk memastikan berbagai layanan digital ini berfungsi baik, BRI memiliki platform BRIBrain yang berfungsi menyimpan, memproses dan mengonsolidasikan informasi dari berbagai aliran data. BRI juga terus memperkuat infrastruktur digital dengan pemanfaatan Artificial Intelligence dan Machine Learning.
Optimalisasi big data menjadi arah BRI untuk memperlancar dan mempercepat penyaluran kredit maupun berbagai stimulus pemerintah secara tepat sasaran kepada UMKM. Data terkait UMKM menjadi penting guna mendukung pemulihan ekonomi nasional mengingat segmen ini menjadi backbone ekonomi Indonesia. Sektor UMKM pada 2019 menjadi kontributor penting terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yakni sebesar 60% dan berkontribusi 14% terhadap total ekspor nasional.
“Kami sadar, ke depan mantranya adalah kecepatan. Siapa yang cepat, dia makan yang lambat. Karena itu BRI membangun open innovation ecosystem, berpartner dengan berbagai platform, dan mengedepankan pendekatan digital agar terus mengimbangi perubahan cepat yang terjadi,” tegas Indra Utoyo. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More