Moneter dan Fiskal

Penarikan Devisa Ekspor Dapat Jadi Jalan Pintas Memperkuat Rupiah

Jakarta – Devisa hasil ekspor (DHE) selama ini dinilai masih banyak terparkir di bank luar negeri. Oleh karena itu untuk dapat menarik hasil DHE tersebut Pemerintah diimbau untuk membuat revisi undang-undang (UU) Lalu Lintas Devisa melalui Perpu.

Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira saat dihubungi oleh Infobank (31/8). Bhima menilai, langkah penarikan DHE tersebut dapat digunakan untuk jalan pintas memperkuat nilai tukar rupiah.

“Jalan pintas lain untk perkuat rupiah adalah revisi UU Lalu Lintas Devisa melalui Perpu. Kalau DHE nya ditarik pulang ke Indonesia efeknya akan signifikan memperkuat rupiah,” kita Bhima di Jakarta, Jumat 31 Agustus 2018.

Bhima menambahkan, DHE yang masuk akan bersifat utuh kepada capital inflow dan masuk ke likuiditas perbankan nasional. Tak hanya itu, Bank juga dapat gunakan DHE untuk salurkan pembiayaan lebih besar ke sektor riil.

“Masalahnya kebijakan memulangkan DHE saat ini hanya di urusan himbauan dan insentif. Kalau sekedar moral suassion atau seruan efeknya hampir dipastikan kecil. Soal insentif juga kurang efektif tarik DHE,” tambah Bhima.

Baca juga: Rupiah Melemah Rp14.700, BI Tingkatkan Intervensi

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) sudah buat paket kebijakan soal insentif DHE, adapun Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara menyebut, hingga saat ini sudah 90% DHE yang masuk ke Indonesia.

“DHE itu sebenarnya kalo BI lihat itu sudah masuk sekitar 90 persen ke negara kita. Namun yang bermasalah bukan DHE nya sebenernya tapi jumlah ekspornya masih kurang,” kata Mirza.

Selain itu Mirza berharap, devisa sektor pariwisata dapat menekan angka defisit transaksi berjalan dan lebih memperkuat perekonomian nasional. Sebab dirinya menyebut pengembangan pariwisata merupakan langkah pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

“Kalau mau kursnya stabil harus tambah jumlah devisa. Dan jumlah devisa masuk didapat dari peningkatan ekspor dan pariwisata,” kata Mirza.

Sebagai informasi saja, berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada hari ini (31/8) berada di angka Rp14.711 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (30/8) yang ada di angka Rp14.655 per dolar AS.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

18 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

19 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

19 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

23 hours ago