Jakarta – Permintaan energi yang meningkat mendorong kebutuhan pemutus sirkuit listrik (MCB) kian besar. Apalagi, peran pemutus aliran listrik ini cukup vital dalam mendukung transisi energi di Tanah Air.
President Direktur PT ABB Sakti Industri (ABB di Indonesia) Gerard Chan mengatakan, merayakan 100 tahun MCB, pihaknya turut memberikan andil dalam mendorong perkembangan berbagai teknologi proteksi kelistrikan guna melindungi sistem listrik dari kelebihan beban dan korsleting.
“Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan warisan inovasi ABB, tetapi juga komitmennya dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan,” katanya, dikutip Sabtu, 21 September 2024.
Baca juga : Global Sources Indonesia Resmi Dibuka, Wadah Pelaku Bisnis Lokal Berkolaborasi
Ia mengatakan, MCB ABB sendiri dirancang dengan fleksibilitas dan adaptabilitas sehingga cocok untuk berbagai aplikasi di semua segmen, mulai dari aplikasi rumah tangga hingga industri.
Bahkan, MCB yang mendeteksi kesalahan listrik seperti arus lebih dan korsleting mampu memutuskan sirkuit listrik dalam waktu 10 milidetik, atau 10 kali lebih cepat dari kedipan mata.
Sistem listrik kemudian dapat direset kembali dalam waktu singkat dan mudah tanpa harus mengganti komponen apapun.
“Kami menyadari dampak signifikan perangkat ini dalam menjamin keselamatan listrik di berbagai sektor. MCB ABB tidak hanya memperkuat keandalan dan perlindungan sistem kelistrikan, tetapi juga berperan krusial dalam mendukung upaya global menuju solusi energi yang lebih berkelanjutan dan efisien,” ujarnya.
Baca juga : Kongsi-Kongsi 2024, Wadah Baru Kolaborasi dan Jaringan Pebisnis Bersama Bank Mandiri
Di Indonesia, pasar MCB diperkirakan akan berkembang pesat seiring dengan upaya negara ini untuk terus memodernisasi infrastruktur kelistrikannya guna memenuhi permintaan energi yang meningkat, khususnya di sektor energi terbarukan.
Saat ini, perusahaan mengoperasikan pabrik MCB di Cibitung, Jawa Barat, yang tahun lalu meningkatkan kapasitas tahunannya menjadi jutaan poles MCB dengan peralatan otomasi dan pengujian canggih.
ABB sendiri hadir di Indonesia pada tahun 1980-an. Sejak saat itu telah memainkan peran penting dalam berbagai sektor seperti transmisi dan distribusi daya, otomasi industri, dan produk listrik, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap infrastruktur dan pertumbuhan industri nasional.
Global Market Insights mencatat, secara global pasar MCB bernilai sekitar USD5,1 miliar pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh dengan CAGR lebih dari 10,3 persen selama periode 2024 hingga 2030.(*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Bank Indonesia (BI) beserta seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More