Analisis

Pemerintah AS Tutup, Bakal Untungkan Laju Rupiah

Jakarta – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) kini sedang dalam posisi Shutdown atau penghentian sementara operasional Pemerintahan. Shutdown sendiri merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden dan Kongres dalam penyusunan anggaran Negara khususnya terkait pembiayaan.

Diperkirakan, departemen pemerintahan AS yang akan terkena efek penutupan sementara setidaknya Departemen Perdagangan, NASA, Departemen Ketenagakerjaan, Dep. Perumahan dan Departemen Energi.

Ekonomi Institute for development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak shutdown terhadap Indonesia akan berdampak positif terhadap nilai rupiah. Dimana proyeksi rupiah masih berada dalam rentang yang terkendali di kisaran Rp13.350 hingga Rp13.400 ketika terjadi shutdown.

“Hal ini disebabkan pada masa shutdown, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara lainnya. Terjadinya shutdown menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu. Dalam posisi ini justru Rupiah akan diuntungkan,” ungkap Bhima kepada Infobank di Jakarta Minggu 21 Januari 2018.

Peristiwa Shutdown AS sendiri pernah terjadi tahun 1995 hingga 1996 dan tahun 2013. Saat itu kurs rupiah hampir tidak terpengaruh oleh shutdown di AS. Karena sifatnya lebih temporer atau jangka pendek, kira-kira berlangsung dalam waktu 2 minggu.

Selain itu, dalam konteks persiapan menghadapi rencana shutdown saat ini, cadangan devisa Indonesia masih cukup untuk stabilisasi kurs. Angka terakhir bulan desember 2017 cadangan devisa berada di posisi 130 miliar dolar AS. Sebagai safety net atau jaring pengaman terhadap gejolak eksternal, cadangan devisa harus terus ditingkatkan nilai maupun kualitasnya dengan mendorong devisa ekspor non-migas serta devisa pariwisata.

Bhima menambahkan, yang perlu dikhawatirkan dari adanya shutdown saat ini ialah bila berlangsung dalam jangka panjang lebih dari dua minggu. Dengan pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2017 tercatat sebesar 3,2 persen pada triwulan ke-III 2017, atau tercepat dalam 3 tahun terakhir rencana shutdown akan menurunkan prospek ekonomi AS.

Secara spesifik jika shutdown berlangsung cukup lama kinerja perdagangan Indonesia ke AS berpotensi terganggu, sehingga kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2018 berpotensi menurun. Berdasarkan data BPS di tahun 2017, porsi ekspor Indonesia ke AS mencapai 11,2 persen dari total ekspor atau senilai US$17,1 miliar.

“Oleh karena itu, pemerintah diharap dapat mempersiapkan mitigasi resiko salah satunya dengan memperluas pasar ekspor ke negara alternatif sehingga ketergantungan terhadap AS berkurang,” tutup Bhima. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

6 hours ago

Kaleidoskop 2025: Deretan Menteri-Wamen yang Terseret Dugaan Kasus Korupsi

Jakarta - Sepanjang 2025, berbagai kasus korupsi menjerat para pejabat Indonesia yang berhasil diungkap Komisi Pemberantasan… Read More

12 hours ago

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

24 hours ago

Ada Fitur Auto DCA Explore Plans di PINTU, Simak Manfaatnya Buat Investor

Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More

1 day ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

1 day ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

1 day ago