Jakarta – Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kemenkeu, Loto Srinita Ginting menjelaskan, pemerintah merencanakan untuk menerbitan SBN (neto) dengan batas atas Rp388,96 triliun.
Adapun dalam rencaba penerbitan itu pihaknya akan berupaya mengedepankan ke investor lokal.
“Kalau nantinya kami bisa mendapatkan pendanaaan yang lebih murah dari instrumen lain, tentu untuk membiayai APBN 2019 melalui penerbitan SBN itu tidak sebesar Rp389 triliun. Bisa lebih rendah lagi nilainya,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.
Menurutnya, kebutuhan penerbitan SBN sebesar Rp826 triliun juga untuk memenuhi pembayaran utang jatuh tempo 2019 yang mencapai Rp382,74 triliun.
“Kebutuhan lainnya untuk SBN cash management yang senilai Rp54 triliun,” imbuhnya.
Loto mengungkapkan, Kemenkeu berencana menerbitkan SBN di Semester I-2019 sekitar 50-60 persen dari target gross SBN. Sedangkan untuk financing dalam rupiah, kata Loto, penerbitan di Semester I-2018 sebesar 52 persen dari target gross SBN rupiah.
Loto merincikan, komposisi penerbitan SBN rupiah (domestik) mencapai Rp661 triliun, sedangkan untuk valuta asing sebesar sebesar Rp165 triliun. Penerbitan SBN valas sebagai komplementer untuk menghindari crowding out di domestic market. (*)
Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program 3 juta rumah yang diinisiasi… Read More
Jakarta – Akhir tahun menjadi momen yang cocok untuk menghabiskan liburan bareng keluarga. Jika Anda… Read More
Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More
Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More
Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More