Moneter dan Fiskal

Pemerintah Perlu ‘Garap’ Aturan Baru untuk Jaga Nilai Tukar Rupiah

Jakarta – Ekonom Senior INDEF, Aviliani menilai, pemerintah perlu membuat kebijakan baru untuk menjaga nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan. Di tengah kondisi global yang semakin tidak pasti, maka akan semakin sulit untuk mempertahankan nilai tukar rupiah pada nilai yang sudah ditargetkan oleh pemerintah.

“Dalam kondisi seperti sekarang relatif susah untuk mempertahankan nilai tukar rupoiah pada nilai tertentu, bahkan mata uang dunia itu rata-rata mengalami fluktuasi,” ujar Aviliani dalam sebuah Webinar di Jakarta, Selasa 7 November 2023.

Baca juga: Redam Rupiah, Cadangan Devisa RI Anjlok USD1,8 Miliar Tinggal Segini Sisanya

Meski demikian, tambah Aviliani, Pemerintah sudah memberlakukan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) sejak Agustus 2023 lalu. Tetapi ini belum bisa untuk menjaga nilai tukar rupiah.

“Jadi sekarang ada kebijakan DHE itu harapannya bisa menjaga nilai tukar, karena tidak mudah dimana disatu sisi investor asing juga hit and run, jadi mereka keluar dan masuk itu juga sangat berpengaruh terhadap nilai tukar. Jadi memang kita harus mencari jalan keluar selain DHE untuk bisa menjaga nilai tukar,” ungkapnya.

Menurutnya, salah satu upayanya yakni, pemerintah perlu memberikan insentif kepada para pengusaha untuk melakukan perdagangan dengan mata uang lain selain dolar Amerika Serikat (AS).

“Tapi bagaimana bisa diberikan insentif kepada pengusaha yang mau menggunakan mata uang lain agar mata uang lain bisa lebih stabil yang digunakan. Jadi ini PR (pekerjaan rumah) nya masih berat untuk menjaga nilai tukar,” jelasnya.

Baca juga: Menkeu Buka-Bukaan, Penguatan Dolar AS Hantam Rupiah dan Mata Uang Global

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengevaluasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang dinilai masih belum maksimal menarik dolar ke Tanah Air.

Pasalnya, kebijakan tersebut sebelumnya diproyeksikan akan memiliki potensi yang besar. Namun, Airlangga mengatkan masih ada sekitar USD8 miliar devisa hasil ekspor masih ditempatkan di luar negeri. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Status Pailit Sritex Inkrah, BNI Bantu Pemerintah Cari Solusi Terbaik

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman… Read More

2 hours ago

Alhamdulillah! KB Bukopin Finance Sudah Turnaround Tahun Ini

Jakarta - Setelah didera kerugian selama empat tahun berturut-turut, KB Bukopin Finance (KBBF) mulai bangkit… Read More

3 hours ago

Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember, Perjalanan Jakarta-Karawang Hanya 15 Menit

Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More

13 hours ago

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

17 hours ago

Ekspansi Bisnis, J Trust Bank Tambah Kantor Cabang Baru di Bali

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More

17 hours ago

BI Uji Coba Penerapan QRIS Tap Berbasis NFC untuk Pembayaran Lebih Cepat dan Praktis

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More

18 hours ago