Categories: Moneter dan Fiskal

Pemerintah Klaim Bakal Jaga Stabilitas Kurs Rupiah

Stabilitas nilai tukar Rupiah perlu dijaga agar tidak berdampak lebih luas terhadap aspek perekonomian nasional. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Terkait dengan gejolak nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh di level Rp14.000 per USD, Pemerintah mengaku akan melakukan berbagai respon kebijakan dan akan melakukan koordinasinya bersama Bank Indonesia (BI).

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menegaskan, di tengah depresiasi Rupiah, Pemerintah dan BI tidak pernah berdiam diri untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah, seperti yang dihadapi oleh mata uang negara lainnya terhadap Dolar Amerika Serikat.

Menurutnya, gejala global yang terjadi sejak 1-2 tahun yang lalu tersebut, terkait dengan rencana langkah lanjutan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, yang kemudian diperparah pada beberapa waktu terakhir dengan kebijakan devaluasi Yuan Tiongkok.

“Kita menyadari bahwa stabilitas nilai tukar Rupiah perlu dijaga agar tidak berdampak lebih luas terhadap aspek perekonomian nasional,” ujar Bambang di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2015.

Dia menjelaskan, dalam RAPBN tahun 2016, diperkirakan nilai tukar Rupiah akan mencapai Rp13.400 per USD, yang didasarkan pada rentang nilai tukar yang paling maksimum disepakati Pemerintah dan BI dengan DPR pada bulan Juni 2015 yang lalu dalam pembicaraan Pendahuluan penyusunan RAPBN tahun 2016, yaitu berkisar Rp13.000-Rp13.400/USD.

Dia menilai, kondisi aktual yang terjadi saat ini di pasar mata uang nasional dan global, pasti akan diperhitungkan Pemerintah, BI dan DPR dalam pembahasan RAPBN tahun 2016 yang lebih dalam di Komisi dan Badan Anggaran DPR sampai dengan di bulan Oktober 2015 sebagai batas akhir penetapan UU APBN tahun 2016.

“Selain kondisi aktual itu, penetapan asumsi nilai tukar Rupiah di tahun 2016 juga akan memperhitungkan langkah-langkah antisipatif dan perbaikan yang telah dan akan dilakukan oleh BI dalam memperkuat fundamental pasar uang nasional,” tutupnya. (*)

@rezki_saputra

Paulus Yoga

Recent Posts

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

23 mins ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

43 mins ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

45 mins ago

Direktur Keuangan Bank DKI Raih Most Popular CFO Awards 2024

Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More

55 mins ago

Wamenkop: Koperasi jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More

1 hour ago

Presiden Prabowo Bawa Oleh-oleh Investasi USD8,5 Miliar dari Inggris

Jakarta – Optimisme para pelaku usaha di Inggris terhadap ekonomi di Tanah Air masih solid.… Read More

1 hour ago