Lebih lanjut dia mengungkapkan, kenaikan tarif listrik melalui skema pencabutan subsidi listrik 18,7 juta pelanggan 900 Volt Ampere (VA), dianggap akan menjadi salah penyumbang inflasi terbesar di tahun ini, meskipun kenaikan tarif listrik tersebut dibagi menjadi setiap tiga bulan sekali.
“Karena administered prices-nya saja sudah mulai bergerak sejak bulan pertama dan masih ada kemungkinan-kemungkinan lain,” ucapnya.
Baca juga: Inflasi Administered Prices Picu Perlambatan Ekonomi 2017
Kendati demikian, kata dia, untuk menyeimbangkan komponen inflasi administered prices di tahun ini, pemerintah akan menjaga dari sisi komponen inflasi volatile food. Meski sejauh ini inflasi yang bersumber dari volatile food masih sulit dikendalikan lantaran sangat bergantung pada kondisi cuaca dan musim panen.
“Misalnya saja beras dengan padi hujannya ada tapi enggak banyak-banyak amat, kalau banyak banjir ya baru rusak. Jadi saya sulit mengatakan seperti apa persisnya, tapi kita coba kendalikan supaya tidak lebih dari 4 persen inflasinya,” tutup Darmin. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Sebanyak 98,15% atau 18.890 jaringan BSI Agen di Aceh telah kembali beroperasi pascabanjir… Read More
Poin Penting ICDX dan ICH meraih sertifikasi ISO 27001:2022 untuk memperkuat keamanan data dan informasi… Read More
Poin Penting Bank Indonesia merilis jadwal Rapat Dewan Gubernur bulanan sepanjang 2026 RDG menjadi forum… Read More
Poin Penting Bakti BCA dan BCA Syariah menyalurkan bantuan banjir untuk warga Aceh Tamiang. Bantuan… Read More
Poin Penting Kredit UMKM November 2025 terkontraksi 0,7% yoy menjadi Rp1.493,8 triliun Kontraksi dipicu segmen… Read More
Poin Penting Pemerintah dan DPR merevisi UU P2SK untuk mengatur aset kripto secara spesifik di… Read More