Jakarta–Kendati bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah diturunkan oleh pemerintah dari 22% menjadi ke 12%, namun Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, pemerintah akan berupaya untuk terus menurunkan bunga KUR menjadi single digit.
Menurutnya, pemerintah berkewajiban mendukung dan memperbaiki sektor usaha kecil menengah (UKM). Oleh sebab itu, dirinya geram lantaran bunga KUR masih ada di double digit. Bahkan, kata JK, bunga KUR saat ini lebih tinggi ketimbang bunga sektor korporasi.
“Apapun biayanya pemerintahkan sudah menurunkan bunga KUR dari 22 persen ke 12 persen. Dengan biaya apapun harus turunkan bunga KUR,” ujar JK di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa malam, 24 November 2015.
Lebih lanjut JK mengungkapkan, bahwa tingginya bunga KUR merupakan sebuah ketidakadilan. Dia menegaskan, tidak boleh ada lagi ketidakadilan di Indonesia, termasuk tingginya bunga KUR.
“Bunga korporasi lebih rendah, 10% dibandingkan bunga UKM. Selama ini kita terkecoh. Harus diturunkan apapun risikonya. Tahun depan harus 9%, apapun risikonya,” ucap JK.
Dia beranggapan, sebuah negara tidak ada yang mengalami masalah karena pertumbuhan yang rendah. Akan tetapi, negara akan mengalami masalah kalau tidak ada ketidakadilan. “Jangan terjadi ketidakadilan sistem keuangan di bangsa ini. Saya minta ini diperbaiki,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More