Jakarta – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) berhasil meningkatkan kinerja keuangan yang positif selama tahun 2018.
Perusahaan berhasil membukukan laba bersih setelah pajak mencapai Rp965 miliar, atau tumbuh 44,0%.
“Alhamdulilah, kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Walau tentu saja banyak faktor lain yang ikut berperan dalam perubahan positif yang terjadi pada nasabah prasejahtera kami,” kata Direktur Utama BTPN Syariah, Ratih Rachmawaty di Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019.
Perolehan laba sendiri ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan yang mencapai sebesar Rp7,27 triliun atau tumbuh 20,2% jika dibandingkan periode sebelumnya di 2017 sebesar Rp6,05 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan tersebut juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang baik, dimana NPF perusahaan tercatat di posisi 1.39%, jauh dibawah rata-rata industri perbankan.
Sementara itu, kenaikan total aset BTPN Syariah menembus 31.5% dari Rp9,15 triliun pada akhir tahun 2017, menjadi Rp12,03 triliun.
Adapun berbicara Dana Pihak Ketiga (DPK), sampai dengan akhir tahun 2018 juga tercatat tumbuh sebesar 16.3%, atau mencapai Rp7,612 triliun dibanding posisi Desember 2017 sebesar Rp 6,546 triliun.
Selain itu Financing to Deposit Raratio (FDR) berada di posisi yang sehat sebesar 95,6%, dan Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dipertahankan sebesar 40.9%.
Tidak hanya mencatatkan kinerja keuangan yang baik, BTPN Syariah juga melakukan survei secara berkala bagi nasabah prasejahtera yang mengikuti program pemberdayaan.
Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action).
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa nasabah Bank yang telah memasuki tahun ke-3 dalam program pemberdayaan, probabilitas mereka untuk kembali ke garis prasejahtera menurun dari 28,2% menjadi 23,5%. Anak nasabah yang tidak bersekolah juga menurun dari 17,4% menjadi 12,5%.
DPK Bank dari keluarga prasejahtera ini telah mencapai 19,9%, atau tumbuh 26,3% yoy, melebihi pertumbuhan DPK Bank sebesar 16,3%. (*)
Jakarta – Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen akan naik menjadi 12 persen tahun depan.… Read More
Jakarta - Menjelang hari jadinya yang ke-43, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance)… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pelaksanaan pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak yang dilaksanakan pada November… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, kebijakan penghapusan piutang macet bagi Usaha Mikro, Kecil, dan… Read More
Jakarta - Robert Bosch, pemasok suku cadang otomotif terbesar di dunia mengumumkan akan melakukan Pemutusan… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, di tengah persaingan sengit antar pelaku industri pembiayaan, Lembaga… Read More