Perbankan

Pembiayaan Syariah Sentuh Double Digit, Tapi Masih Dihantui Sejumlah Tantangan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebutkan perkembangan industri halal di triwulan II-2023 ini telah mencapai 4,4 persen, dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang berhasil tumbuh 14,52 persen dibandingkan pembiayaan perbankan konvensional yang naik 9,06 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam sambutannya pada Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa Road to ISEF yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, 29 September 2023.

“Pertumbuhan pembiayaan syariah dari perbankan itu tumbuhnya 14,52 persen jauh lebih tinggi dibanding dengan pembiayaan ataupun dari kredit dari perbankan konvensional yang sekitar 9,06 persen yoy,” ucap Juda Agung.

Sehingga, berdasarkan hal itu, Juda berharap negara Indonesia dengan populasi muslim terbesar dunia, tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk membangun ekonomi dan keuangan syariah (eksyar), tetapi juga dapat menjadi kiblat inovasi pengembangan eksyar ke depannya.

Namun, dalam pengembangan eksyar tersebut, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan salah satunya adalah daya tarik Indonesia bagi wisatawan luar negeri masih lebih kecil dibandingkan negara-negara muslim, seperti Malaysia, padahal potensi wisata Indonesia lebih besar.

“Pertama adalah masalah kompetisi semua negara sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan eksyarnya kita masih di ranking 4 di bawah Malaysia, UEA, dan di bawah Saudi Arabia nah berbagai potensi yang kita miliki dalam konteks potensi eksyar ini harus kita wujudkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Juda menambahkan bahwa, tantangan yang kedua terkait dengan pangsa keuangan syariah yang terpaut masih sangat rendah berada di ranking ke-6 dengan sharenya terhadap seluruh sektor keuangan baru sekitar 7-8 persen.

“Ketiga dari inovasi dan digitalisasi penggunaan teknologi dan digitalisasi eksyar itu masih perlu kita tingkatkan, pertama untuk akselerasi sertifikasi halal kemudian dalam konteks pembiayaan syariah dan juga untuk ekspor produk halal ini memerlukan dukungan dari digitalisasi,” ujar Juda.

Sehingga, berdasarkan tantangan tersebut Indonesia perlu mencari solusi bersama-sama untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

“Berbagai tantangan tadi tentu saja harus kita carikan solusinya bersama-sama untuk memanfaatkan potensi yang besar tadi demi mewujudkan visi dari bapak presiden dan wapres bahwa Indonesia harus menjadi pusat industri halal dunia,” tambahnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

3 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

5 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

5 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

8 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

13 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

14 hours ago