Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan pembiayaan korporasi pada September 2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 16,1 persen, meningkat dibandingkan SBT 14,7 persen pada Agustus 2023.
Berdasarkan data BI dikutip 17 Oktober 2023 menyebutkan bahwa peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh sektor Konstruksi, Perdagangan, dan Jasa Pendidikan. Peningkatan kebutuhan pembiayaan yang terjadi terutama digunakan untuk aktivitas operasional, membayar kewajiban jatuh tempo, serta mendukung ativitas investasi.
Selanjutnya, responden menyampaikan bahwa kebutuhan pembiayaan pada periode laporan utamanya masih dipenuhi dari dana sendiri sebesar 50,7 persen yang tercatat menurun dibandingkan Agustus 2023 sebesar 62,0 persen.
Baca juga: BRI Dorong Pendanaan Nasabah Segmen Korporasi
Sementara itu, sumber pembiayaan yang bersumber dari perbankan dalam negeri sebesar 13,4 persen dan sumber pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik 11,9 persen terindikasi meningkat dibandingkan bulan Agustus 2023.
Kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan yang akan datang atau pada Desember 2023 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya dengan SBT 28,1 persen. Pertumbuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional sebesar 78,9 persen dan mendukung aktivitas investasi 25,6 persen. Mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri 64,4 persen meski tidak setinggi bulan sebelumnya 74,8 persen.
Kemudian, dikuti pembiayaan yang bersumber dari pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri 18,9 persen yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik 13,3 persen terindikasi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Selanjutnya, pada September 2023, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui tang/kredit pada September 2023 sebesar 11,5 persen dari total responden, relatif stabil dibandingkan dengan 11,9 persen pada bulan sebelumnya.
Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada September 2023 berasal dari pinjaman bank umum dengan pangsa sebesar 40,4 persen, sedikit lebih tinggi dibanding 39,8 persen pada bulan sebelumnya. Alternatif sumber pembiayaan lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemblayaan rumah tangga yaitu koperasi dan leasing, dengan pangsa masing-masing sebesar 18,6 persen dan 16,3 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada September 2023 adalah Kredit Multi Guna (KMG) dengan pangsa sebesar 37,9 persen dari total pengajuan pembiayaan baru.
Jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 18,8 persen. Disusul dengan kredit peralatan rumah tangga 12,3 persen, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 11,1 persen, dan kartu kredit 5,1 persen.
Berdasarkan hasil survei periode September 2023, permintaan kredit rumah tangga yang terjaga terutama didukung oleh peningkatan pengajuan KPR.
Menurut tingkat pengeluaran responden, mayoritas pengajuan pembiayaan pada September 2023 dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp3-5 juta per bulan, yaitu sebesar 39,6 persen dari total pengajuan, namun tidak setinggi bulan sebelumnya.
Pengajuan pembiayaan terbesar selanjutnya berasal dari rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp1-3 juta per bulan, dengan pangsa 35, 1 persen, dikuti rumah tangga dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan dengan pangsa sebesar 25,4 persen, meningkat dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Kredit Restrukturisasi Covid-19 Turun Rp12,97 T, Sisanya Tinggal Segini
Rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga ke depan, bank umum diprakirakan masih menjadi sumber utama pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan utang/kredit dengan pangsa 51,8 persen, terpantau meningkat dibandingkan dengan hasil survei periode sebelumnya 46,4 persen.
Sumber pembiayaan lain yang dipilih responden rumah tangga untuk memenuhi pembiayaan ke depan adalah koperasi 18,5 persen dan leasing 14,5 persen.
Pada September 2023, jenis pembiayaan yang paling banyak akan diajukan oleh responden rumah tangga adalah KMG dengan pangsa 54,3 persen, meningkat dibanding Agustus 2023 sebesar 41,6 persen.
Di sisi lain, pengajuan pembiayaan KKB, KPR, dan kredit peralatan rumah tangga diprakirakan menurun dengan pangsa masing-masing sebesar 16,7 persen, 15,6 persen, dan 6,9 persen. Sementara itu, pengajuan pembiayaan untuk kart kredit relatif stabil dengan pangsa sebesar 2,9 persen. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More