Ekonomi dan Bisnis

Pembiayaan dan Sertifikasi Halal Masih jadi Masalah Pengusaha Kembangkan Industri Halal

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) melihat bahwa industri halal saat ini sebagai peluang usaha yang harus dioptimalkan, terlihat dari angka industri halal dunia yang telah mencapai USD2,2 triliun. Meski begitu, masih terdapat tantangan terkait dengan pembiayaan oleh keuangan syariah dan sertifikasi halal bagi pelaku industri halal.

Wakil Kepala Badan Bidang Industri Halal, BES KADIN, Aman Suparman, dalam Sharia Outlook 2022 yang diselenggarakan Infobank di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta hari ini (24/11), mengatakan bahwa dengan adanya peluang industri halal dunia yang sangat potensial tersebut mampu mendorong industri halal di Indonesia juga dapat terintegrasi dengan keuangan syariah.

“Harapannya industri halal didukung oleh bank syariah. Jadi selama ini di BSI (Bank Syariah Indonesia) mungkin produknya sudah sangat bagus tapi mungkin sudah bisa digali lagi potensi di industri halal ini khususnya kebutuhan modal kerja,” ucap Aman.

Ia juga menyatakan bahwa, kunci dari industri halal di Indonesia dapat terus berkembang adalah melalui sertifikasi halal yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Jaminan Produk Halal (JPH) yang memandatkan sertifikasi halal sebagai kewajiban. Namun, kenyataannya masih banyak pelaku usaha yang membuat logo halalnya sendiri, karena kesulitan dalam mendapatkan sertifikasi tersebut.

“Dengan adanya UU JPH muncul BPJPH atau Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal dengan target yang luar biasa 10 juta sertifikasi, tapi nyatanya masih 47 ribu sudah bulan November, ini yang menjadi kendala,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Aman menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan adalah pelaku usaha membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengurus sertifikasi namun tak kunjung mendapatkan sertifikasinya, juga dari pembiayaan yang masih menjadi tantangan.

“Kita dunia usaha berharap bahwa industri halal itu menjadi lokomotif yang disupport sama keuangan syariah karena sistem syariah itu sistem yang berdasarkan nilai-nilai islam, bukan ownership,” ujar Aman.

Adapun, melalui prospek keuangan syariah dan ekonomi syariah yang terdiri dari industri halal menjadi peluang bagi pengusaha di Industri halal. Dalam hal ini, pengusaha optimis di tahun 2023 mampu menjadi juara di industri halal. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BRI Tegaskan Tak Ada Serangan Ransomware, Sistem Perbankan Normal dan Data Nasabah Terjaga

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More

46 mins ago

Ini Dia Kunci Sukses Fajar Satritama, Drummer Edane Menjadi Bankir Profesional

Jakarta– Di Industri musik Tanah Air, nama Fajar Satritama sudah tidak asing terdengar. Ia dikenal… Read More

2 hours ago

Status Pailit Sritex Inkrah, BNI Bantu Pemerintah Cari Solusi Terbaik

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman… Read More

5 hours ago

Alhamdulillah! KB Bukopin Finance Sudah Turnaround Tahun Ini

Jakarta - Setelah didera kerugian selama empat tahun berturut-turut, KB Bukopin Finance (KBBF) mulai bangkit… Read More

6 hours ago

Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember, Perjalanan Jakarta-Karawang Hanya 15 Menit

Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More

15 hours ago

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

19 hours ago