Pembiayaan Baru Adira Finance Diproyeksi Turun Hingga 50% 

Pembiayaan Baru Adira Finance Diproyeksi Turun Hingga 50% 

Jakarta – Industri otomotif tengah mengalami penurunan yang signifikan akibat terganggunya kegiatan ekonomi yang disebabkan oleh dampak dari pandemi Covid-19. Kondisi ini juga berdampak terhadap kinerja PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) terutama dalam pembiayaan barunya hingga akhir tahun 2020 ini. Perseroan pun mengaku bahwa pembiayaan baru hingga akhir tahun akan mengalami penurunan.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila dalam press conference yang digelar secara virtual di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Menurutnya, sejalan dengan kondisi perekonomian yang tengah melambat, permintaan (demand) pembiayaan di Adira Finance ikut terdampak. Bahkan hingga akhir tahun diprediksi pembiayaan baru Adira Finance akan menurun hingga 50%.

“Target sangat jauh dari realitas pasar. Dan kita sudah merevisi target sampai dengan akhir tahun. Keliatannya tahun ini target pembiayaan baru sekitar 19 – 21 ribu atau turun 45-50% lebih rendah dari 2019,” ujar I Dewa Made Susila.

Secara keseluruhan total pembiayaan baru Adira Finance sepanjang Semester I-2020 turun sebesar 47% (yoy) menjadi Rp10,1 triliun, sejalan dengan penurunan pada industri otomotif. Hal ini disebabkan Iesunya daya beli masyarakat, dan penerapan PSBB dimana sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan sehingga berdampak pada pada pembiayaan mobiI dan motor. Total penjualan segmen sepeda motor dan mobil masing-masing mengalami penurunan menjadi Rp4,7 triliun dan Rp3,6 triliun. Sementara, segmen non automotive tercatat sebesar Rp1,8 triliun.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, segmen pembiayaan baru pada sepeda motor baru di Semester l-2020 tercatat menurun sebesar 47% (yoy) menjadi Rp3,8 triliun. Honda masih berkontribusi terbesar dengan komposisi sebesar 65% dari total pembiayaan sepeda motor baru, dikuti oleh Yamaha 29%, dan Kawasaki 4%. Selain itu, Pembiayaan mobil baru di Semester l-2020 sebesar Rp2,2 triliun, turun 51% (yoy) bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Segmen mobil baru komersial tercatat menurun sebesar 47% menjadi Rp1,1 triliun, sementara segmen mobil baru penumpang turun 53% menjadi Rp 1,1 triliun.

“Total piutang yang dikelola pada Semester l-2020 sebesar Rp 50,4 triliun, turun 7% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ditengah pandemi ini Perusahaan terus berupaya melayani kebutuhan konsumen dan mitra dengan tetap menyalurkan pembiayaan baru secara selektif yang disesuaikan pada kondisi pasar saat ini,” tambahnya.

Sedangkan untuk rasio pembiayaan bermasalah (NPL) lanjut Hafid, sampai dengan akhih Juni 2020, NPL mengalami kenaikan berada pada level 3,1% dibandingkan dengan tahun lalu, namun masih dalam batas yang terkendali. Kenaikan ini terjadi dikarenakan dampak dari pandemic Covid-19 pada kuartal II-2020. Manajemen akan Iebih berhati-hati dan selektif dalam penyaluran pembiayaan baru terutama pada sektor yang terdampak Coviid-19.

”Kita berharap ekonomi bisa pulih lebih cepat sehingga bisa menciptakan demand lebih baik lagi. Strategi kami tetap mempertahankan pertumbuhan. Tapi semuanya balik lagi ke perekonomian itu sendiri,” tutupnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News