Ekonomi dan Bisnis

Pembentukan SupportingCo Optimalkan Pemanfaatan Lahan PTPN Group

Jakarta – Pengamat pertanian sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ambo Ala menilai, pembentukan sub holding SupportingCo adalah sebuah terbosan besar dari PTPN Group. 

PTPN Group akan menggabungkan delapan anak usaha, yaitu PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV ke dalam PTPN I menjadi Sub Holding SupportingCo.  

SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi aset dan pengelolaan tanaman perkebunan. 

SupportingCo juga akan menggarap diversifikasi usaha lain dengan memaksimalkan aset perusahaan, sehingga semua aset yang dimiliki mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business. 

Lebih lanjut ia menambahkan, dengan adanya perusahaan khusus pengelola aset, maka lahan-lahan PTPN yang selama ini belum termanfaatkan akibat kendala modal, akan bisa dioptimalkan untuk menopang kinerja PTPN Group.

Sebagai mantan Komisaris PTPN XIV selama 10 tahun, dia mencontohkan, PTPN XIV memiliki sekitar 14 ribuan hektare lahan, tetapi dari total lahan itu, selama bertahun-tahun baru dimanfaatkan sekitar 40%. 

“Satu hal yang sangat penting yang dapat diharapkan dari SuportingCo adalah optimalisasi lahan. Banyak sekali aset PTPN yang bisa dipergunakan dan ditingkatkan manfaatnya,” jelasnya dikutip 3 Juli 2023.

Selain itu, tambahnya, SupportingCo diharapkan dapat juga mengatasi masalah permodalan yang selama ini menjadi kendala beberapa anak usaha PTPN Group untuk berkembang.

Dia mengatakan, faktor penghambat utama, tidak dimaksimalkannya aset beberapa anak usaha PTPN Group selama ini adalah permodalan. Kemampuan modal anak usaha untuk menggarap lahan, ujarnya, juga berbeda-beda.

Dia mengemukakan ada anak usaha PTPN Group yang tidak bisa memupuk secara teratur karena tidak ada dana. Ada yang tidak bisa menyiram tanaman, akhirnya produktivitas rendah. Namun, dia menilai jika digabung, PTPN yang kuat akan bisa menopang yang lemah, sehingga secara rata-rata kinerja akan positif.

Dari sisi manajemen dan struktur organsiasi, jelasnya, penggabungan beberapa anak usaha PTPN dalam satu manajemen juga lebih efisien karena tidak dibutuhkan lagi pejabat-pejabat tinggi di setiap PTPN seperti saat ini.

“Komisarisnya juga tidak perlu banyak-banyak lagi, jadi bisa lebih efisien dari pengeluaran,” ujarnya. 

Seperti diketahui, Holding Perkebunan Nusantara yang awalnya memiliki 13 anak perusahaan PTPN (PTPN I-XIV) direncanakan akan menjadi tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan.

Pertama, SugarCo telah berdiri tahun 2021 yang akan merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional. Kedua, PalmCo untuk meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Serta ketiga, SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago