Jakarta – Kondisi pandemi Covid-19 yang mulai melandai, disusul dengan Cuti Bersama Lebaran 29 April dan 4-6 Mei 2022, membuat mobilitas mudik lebaran tahun ini diperkirakan meningkat pesat dibandingkan dua tahun sebelumnya. Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub Maret 2022, sebanyak 74,9 juta orang berencana untuk melakukan mudik Lebaran, naik hampir 170% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai dampak dari meningkatnya tren mudik dan berpergian ke luar kota, 2C2P selaku platform payment gateway memperkirakan kenaikan signifikan pada transaksi di industri online travel, terutama hotel dan maskapai penerbangan, yang menjadi pendorong ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara serta pemulihan industri pariwisata akibat pandemi Covid-19.
“Di awal pandemi 2020, konsumen Indonesia dipaksa oleh keadaan untuk mengadopsi digital payment. Tahun 2021, kita sudah terbiasa dengan digital payment. Di tahun ketiga ini, digital payment sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,” jelas Mira Tania selaku Partnership Director 2C2P Indonesia pada keterangannya, 19 April 2022.
Dari sisi pemulihan industri pariwisata, lanjut Mira, dengan kenaikan mobilitas serta upaya pemerintah dalam pemulihan industri pariwisata, ia menilai bahwa transaksi di kategori online travel seperti pembelian tiket penerbangan dan penyewaan kamar hotel akan meningkat pesat, bahkan lebih tinggi dari tahun lalu. Peningkatan ini bisa jadi melampaui angka transaksi pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Perkembangan kebiasaan masyarakat bertansaksi secara online ini akan menjadi peluang. Di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis travel, terlebih masyarakat sudah memahami digital payment.
Menurut 2C2P, tahun 2022 menjadi momen berbeda dibanding 2 tahun pandemi sebelumnya. Sinyal positif pemulihan ekonomi, meningkatnya keinginan berpergian masyarakat, serta adopsi metode pembayaran digital membuka kesempatan bagi industri travel untuk bangkit kembali.
“Untuk mengoptimalkan peluang yang ada, banyak faktor-faktor baru yang harus dipertimbangkan. Misal, kita lihat kini tren pemanfaatan cicilan Buy Now Pay Later yang begitu naik daun untuk transaksi perjalanan. Hal-hal seperti ini yang perlu disiapkan pelaku bisnis sehingga bisa lebih percaya diri melayani konsumen dengan maksimal,” ujar Mira.
Dalam laporan InfoBrief IDC, hasil kolaborasi dengan 2C2P popularitas Buy Now Pay Later yang kian meningkat penetrasinya di industri e-commerce, ride hailing dan juga bisnis perjalanan di Indonesia per tahun 2020 sekitar 7,8 juta pengguna layanan Buy Nom Pay Later, yang saat itu baru 2 tahunan masuk ke pasar Indonesia.
“Sejak awal tahun ini, kami pun sudah membantu merchant untuk melakukan analisis dan perencanaan mendalam untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen ke digital payment sepanjang tahun 2022. Kami sangat bersemangat untuk melihat geliat digital payment selama Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 2022. Tentunya ini menjadi momentum yang baik untuk kita bersama dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia,” tutup Mira. (*) Irawati
Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group HIDUP makin berat. Awal 2025 semuanya menjadi… Read More
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Bapak Abdul Haris, memaparkan kinerja JRP Insurance sepanjang tahun 2024… Read More
Hadirnya Fitur Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan… Read More
Jakarta - Sinar Mas Land melalui anak perusahaannya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), secara… Read More
Jakarta – Rencana pemerintah mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk sekolah internasional, mulai Januari… Read More
Jakarta – Tantangan inflasi medis masih menghantui industri asuransi kesehatan di 2025. Pasalnya, Mercer Marsh Benefits… Read More