News Update

Pembangunan Infrastruktur Dominasi Rencana Investasi Aset KSEI di 2021

Jakarta – Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo menyampaikan pemaparan rencana anggaran dalam RKAT 2021 yang meliputi anggaran untuk melaksanakan realisasi beberapa rencana strategis KSEI.

Hal tersebut disampaikan Uriep dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa hari ini (27/10) di Jakarta.

“Sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia,
salah satu upaya KSEI adalah dengan membangun berbagai infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi di Pasar Modal,” ujar Uriep.

Untuk itu, lanjut Uriep, 73% dari rencana investasi aset tetap yang akan dilakukan KSEI meliputi infrastruktur sistem penunjang yang terdiri hardware
dan software, sementara 27% untuk infrastruktur yang terkait dengan sistem utama KSEI.

Uriep juga menyampaikan, saat ini KSEI telah menyusun 32 program kerja, dimana
9 diantaranya merupakan program strategis, salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen Reksa Dana.

Program ini merupakan program lanjutan dari tahun 2020 yang bertujuan untuk
memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaiantransaksi di pasar modal.

Di samping itu, juga terdapat program strategis lainnya, seperti KSEI Information Hub yang meliputi pengembangan validasi data investor, baik dengan Ditjen Dukcapil terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) untuk investor diaspora serta pengembangan SRE Syariah dalam rangka mendukung Roadmap Pengembangan Pasar Modal Syariah.

Dalam rapat tersebut, Uriep juga menyampaikan update terbaru terkait pemanfaatan platform e-Proxy yang bernama eASY.KSEI. Platform yang sudah diimplementasikan KSEI sejak April
2020 tersebut, telah dimanfaatkan oleh 631 Emiten dari total sekitar 709 Emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga 16 Oktober 2020, terdapat total 923 penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dari 620 Emiten. Pelaksanaan RUPS terbanyak dalam satu hari terjadi pada bulan Agustus 2020 dengan jumlah 69 RUPS.

Pada awal 2021, KSEI akan mengimplementasikan platform e-Voting yang merupakan pengembangan tahap lanjutan dari eASY.KSEI. Platform e-Voting dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memberikan suara dalam RUPS secara elektronik maupun ikut serta dalam penyelenggaraan RUPS melalui sarana live streaming.

Nilai aset yang tercatat di salah satu sistem utama KSEI yaitu sistem C-BEST hingga 16 Oktober 2020 mengalami penurunan 14,82% dari Rp4.465,41 triliun menjadi Rp3.803,45 triliun. Hal ini sejalan dengan penurunan IHSG yang mengalami penurunan 18,3%. Nilai aset yang tercatat di sistem utama KSEI lainnya yaitu S-INVEST hingga 16 Oktober 2020 mengalami penurunan 6,15% dari Rp789,80 triliun menjadi Rp756,47 triliun.

Sedangkan jumlah Reksa Dana tercatat
mengalami penurunan dari 2.506 Reksa Dana menjadi 2.418 Reksa Dana.
Dari sisi jumlah investor, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat di KSEI terus mengalami pertumbuhan hingga menjelang akhir tahun 2020 ini.

Berdasarkan data KSEI per 16 Oktober 2020, jumlah Investor Pasar Modal meningkat sebesar 34,78% dari 2.484.354 pada akhir 2019 menjadi 3.348.396 investor.

Pertumbuhan investor selama sekitar 10 bulan terakhir ditopang oleh pertumbuhan investor Reksa Dana sebesar 49,4% dan investor Surat Berharga Negara (SBN) 37,10%. Pertumbuhan juga dicatatkan oleh investor saham selama sekitar 10 bulan terakhir yang meningkat 27,87%.

Adapun karakteristik demografi investor berdasarkan jenis kelamin masih didominasi oleh pria sebesar 61%, sedangkan investor wanita berjumlah 39%. Selain itu, dari data yang tercatat di
KSEI, demografi investor semakin bergerak ke usia yang lebih muda. Data per 16 Oktober 2020 menunjukan bahwa investor usia di bawah 30 tahun berjumlah 47,84% dan usia 31 – 40 tahun berjumlah 24,31%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sekitar 70% investor pasar modal
Indonesia berada pada usia muda.

Kepemilikan investor muda tersebut juga cenderung meningkat dibandingkan akhir Desember 2019. Hal ini memperlihatkan antusiasme investor dalam berinvestasi yang tidak surut di kala pandemi. Dari sisi pekerjaan, 53,19% investor dengan pekerjaan sebagai pegawai, disusul
dengan pelajar sebesar 19,17%. Adapun terdapat kenaikan nilai aset yang dipegang oleh investor ibu rumah tangga dan pelajar. RUPS Luar Biasa ditutup pada pukul 15:14 WIB. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

1 hour ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

10 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

11 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

11 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

13 hours ago