Jakarta – Upaya penyelamatan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari dampak pandemi virus corona (Covid-19) melalui restrukturisasi kredit serta penyaluran kredit kepada sektor produksi yang dilaksanakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), tak lepas dari peran pemasar mikro BRI (Mantri).
Mantri BRI turut andil dalam membantu pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 mendapatkan restrukturisasi kredit, karena mereka perpanjangan tangan BRI di lapangan, sehingga mampu menjangkau nasabah dan debitur hingga ke pelosok negeri.
Peran dan kontribusi nyata tenaga Mantri BRI dalam mendukung relaksasi kredit bagi para pelaku UMKM setidaknya dibuktikan oleh Susilowati (33), perempuan asal Ngawen, Klaten, Jawa Tengah.
Susilowati telah menekuni profesi sebagai Mantri BRI sejak 2016 lalu dan saat ini bertugas di BRI Unit Karang Wuni, Kantor Cabang Klaten. Susilowati merupakan satu dari hampir 28 ribu Mantri yang saat ini dimiliki oleh BRI.
“Ada banyak sekali debitur yang ikut restrukturisasi. Kurang lebih 220-an orang dan mereka tidak ada pemasukan karena Corona. Rata-rata usaha mereka pedagang di pasar malam. Mereka sangat terbantu dengan relaksasi ini, apalagi debitur KUR,” ujarnya dalam keterangan resmi BRI, Jakarta, Senin 6 Juli 2020.
Susilowati membantu para debitur tersebut mendapatkan keringanan berupa penurunan suku bunga dan perpanjangan jangka waktu kredit. “Jadi tetap bayar bunga selama 6 bulan, terus nanti setelah 6 bulan bayar normal. Jadi mundur 6 bulan saja,” tukasnya.
Pandemi Corona yang mewabah tak menyurutkan semangat Susilowati untuk menjalankan tugasnya sebagai Mantri. Dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah dan tempatnya bekerja, dia tetap menyapa para nasabah dan debitur melalui sambungan telepon.
Meskipun rata-rata debiturnya adalah pedagang kecil dan pelaku industri benang, Susilowati mengakui mereka tidak keberatan untuk membayar bunga pinjaman di tengah ekonomi yang tidak menentu. Hal ini karena mayoritas debitur sudah cukup sadar akan pentingnya menjaga nama baik dan BI checking tetap terjaga.
Tingkat kepatuhan mereka untuk membayar kewajiban terhadap bank cukup baik, dengan harapan ke depannya dapat mengajukan pembiayaan lagi.
“Dalam sehari saya mengunjungi 5 nasabah atau debitur. Di tengah kondisi saat ini, kami tetap menawarkan KUR ke pedagang-pedagang agar perekonomian tetap berjalan. Saya mengutamakan nasabah baru itu dari rekomendasi nasabah lama,” Imbuhnya.
Wabah Corona yang belum berakhir membuat Susilowati lebih selektif dalam memasarkan KUR yaitu menyasar pelaku usaha yang masih memiliki prospek dan tidak terpengaruh dari dampak Covid-19, seperti pelaku usaha pangan (makanan) dan pertanian.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Susilowati mengaku berupaya mengedukasi nasabah dan debitur mengenai produk keuangan dan layanan transaksi digital BRI. Dukungan teknologi berupa aplikasi BRISPOT dinilai Susilowati cukup membantu dirinya dalam menjalankan tugasnya sebagai Mantri.
“Saya berharap semoga Covid-19 cepat berlalu, perekonomian membaik, UMKM terus tetap tumbuh, kembali produksi seperti sebelumnya,” tutup Susilowati. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More