Oleh Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen Bank Central Asia
PERTENGAHAN November 2025 yang lalu saya berkunjung ke Kawasan Industri Terpadu Batang yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Letaknya sekitar sejam perjalanan di sebelah barat kota Semarang.
Kawasan industri yang berkembang dengan sangat pesat dan tertata apik tersebut sedang bebenah diri untuk tidak hanya mengembangkannya sebagai Kawasan Industri biasa, namun juga mengembangkannya menjadi industropolis yang didukung oleh kawasan komersial yang luas serta. Nantinya juga akan dikembangkan dengan kawasan wisata yang luas di daerah pegunungan di belakangnya.
Di kawasan industri tersebut sudah tampak berdiri beberapa pabrik yang besar. Yang mencolok mata adalah industri kaca dari Korea, KCC, yang merupakan salah satu pabrik kaca terbesar di Indonesia. Juga sudah terbangun sebuah pabrik tahap pertama SEG Solar, pabrik solar panel untuk pembangkit tenaga listrik dari matahari.
Pabrik ini didirikan oleh sebuah perusahaan dari Texas, Amerika Serikat (AS) yang bekerja sama dengan China. Di sebelah barat dari pabrik kaca KCC, berdirilah sebuah pabrik keramik yang besar bernama Rumah Keramik Indonesia (RKI). Perusahaan tersebut dimiliki oleh kakak beradik pengusaha dari Jambi sehingga sepenuhnya merupakan perusahaan dalam negeri.
Pabrik keramik RKI tersebut adalah pabrik keramik “body putih” (keramik B1a) yang memproduksi keramik granit dan keramik kualitas tinggi lainnya. Harga jualnya lebih mahal dibandingkan dengan keramik lain yang sering disebut dengan keramik “body merah”.
Pada saat kunjungan, pabrik sudah memproduksi keramik granit selama lebih dari setahun dengan pasar yang disasar adalah pasar di dalam negeri. Dengan selesainya pembangunan pabrik keramik RKI, maka kedua pengusaha dari Jambi tersebut sudah berani melangkah keluar dari “stereotype” pengusaha Indonesia yang dikenal hanya suka trading dan enggan masuk kedalam bisnis produksi manufaktur.
Ternyata langkah tersebut dirasakan sukses sehingga mereka bahkan sudah mulai berani melakukan ekspansi pabriknya lagi dengan membangun lini kedua dengan kapasitas produksi yang lebih besar.
Jika lini pertama pabrik RKI tersebut memiliki kapasitas sebesar 400 ribu meter persegi per bulan, maka untuk lini kedua ini mereka akan menambah kapasitas produksinya dengan 600 ribu meter persegi per bulan. Dengan begitu, total produksi mereka akan mencapai sejuta meter persegi keramik granit dan produk premium lainnya per bulan, atau 12 juta meter persegi per tahun.
Beberapa tahun yang lalu saya juga mengunjungi pabrik keramik dari perusahaan PT Arwana Citramulia Tbk yang didirikan oleh Tandean Rustandi. Perusahaan tersebut memiliki pabrik di Cikupa, di Mojokerto dan di Palembang.
Perusahaan tersebut mengembangkan pabrik yang “eco-friendly” dimana pabrik dibiarkan terbuka dindingnya sehingga suasana didalam pabrik tidak panas sebagaimana layaknya sebuah pabrik. Arwana merupakan salah satu keramik yang sebagian besar merupakan keramik bodi merah.
Dari ketiga pabrik tersebut saya sudah mengunjungi pabrik yang di Cikupa dan di Mojokerto. Pabrik keramik Arwana dikenal sebagai produsen yang mampu menembus pasar dengan kualitas yang tinggi namun dengan harga terjangkau. Itulah sebabnya produk mereka cukup banyak diterima pasar di dalam negeri.
Roman juga merupakan perusahaan keramik yang tergabung dalam Lyman Group dan dikenal memiliki kualitas yang baik. Perusahaan tersebut memproduksi keramik bodi merah dengan mengunakan merk Roman, sementara untuk keramik bodi putih mereka telah mengembangkannya dengan menggunakan merk Quadra.
Pilihan produknya sangat banyak sehingga memudahkan para konsumen untuk memilih produk yang mereka sukai serta juga mampu memanjakan konsumen untuk mengembangkan imajinasinya dalam mengunakan produk mereka.
Sementara itu perusahaan keramik Platinum pada akhirnya menjadi sebuah referensi bagi industri keramik Indonesia dengan mengembangkan industri keramik body putih yang terkenal. Produk unggulan mereka adalah Perfecto. Dengan berkembangnya industri keramik bodi putih ini maka Indonesia memiliki industri keramik yang variasinya lumayan beragam dan kesemuanya merupakan produsen keramik yang berdomisili di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian RI, ternyata industri keramik di Indonesia sudah sangat berkembang. Per semester I 2025, industri keramik lantai Indonesia telah memiliki 40 perusahaan dengan kapasitas terpasang sebesar 627 juta meter persegi.
Jumlah produksi sebesar itu merupakan jumlah yang sangat banyak sehingga kebutuhan masyarakat, baik untuk residensial maupun juga untuk komersial, telah mampu dipenuhi oleh industri keramik dari dalam negeri seperti yang sudah berjalan saat ini.
Industri ubin keramik sebanyak itu tentunya sudah menghasilkan produksi yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan di dalam negeri. Dengan demikian, kebijakan Pemerintah yang melarang impor keramik dalam beberapa waktu belakangan ini sebetulnya sangat besar peranannya dalam membantu pengembangan industri keramik di Indonesia.
Perusahaan seperti Rumah Keramik Indonesia memiliki kesempatan untuk berkembang secara baik karena tidak menghadapi persaingan yang tidak sehat dengan keramik hasil impor terutama dari China.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Oleh karena itu, bahan baku industri keramik di Indonesia untuk sebagian besar sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri. Tanah liat, feldspar dan pasir silika semuanya tersedia di Indonesia.
Bagi RKI, bahan baku yang sebagian besar didatangkan dari Kalimantan memberikan dampak positif yang besar sebab pelabuhan (jeti) yang sudah dibangun di Kawasan Industri Terpadu Batang memungkinkan kapal tongkang dengan kapasitas 5.000 ton mampu merapat dan membongkar muatan di pelabuhan tersebut sehingga memberikan dampak penghematan biaya yang cukup signifikan dibandingkan jika bahan baku tersebut didatangkan melalui Pelabuhan Semarang, misalnya.
Salah satu bahan yang penting bagi pembuatan keramik dan keramik granit adalah tinta yang kualitasnya baik. Saat ini seluruh kebutuhan tinta tersebut harus didatangkan dari China. Padahal bahan baku dari tinta tersebut juga banyak tersedia di Indonesia. Dengan demikian, jika pabrik tinta tersebut bisa dibangun di Indonesia, maka hal ini akan menambah bahan baku yang termasuk dalam Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan pasti akan semakin mengurangi biaya produksi mereka.
Sementara untuk pembakaran kiln, di Kawasan Industri Terpadu Batang terdapat jaringan gas dari PGN yang bisa dimanfaatkan. Pemerintah juga sudah merealisasikan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) di areal kawasan yang akan menghasilkan penurunan biaya yang siginifikan dan meningkatkan daya saing industri.
Dari sisi logistiknya, dibangunnya pabrik RIK di Kawasan Industri Batang akan memudahkan mereka menjangkau berbagai daerah tersebut. Adanya jaringan jalan tol persis di wilayah mereka, maupun juga jaringan jalan kereta api yang melintasi, maka RIK telah membuat lokasi tersebut sangat strategis bagi pengembangan industri keramik.
Kesemuanya ini pada akhirnya akan memungkinkan industri keramik nasional sebagai industri yang mampu bersaing. Alhasil, pasar di dalam negeri dapat dengan mudah terpenuhi, sementara harga yang murah membuat keramik dari Indonesia mampu bersaing dipasar global sehingga mereka bisa meningkatkan ekspor.
Sebagai pabrik keramik B1a pertama di provinsi Jawa Tengah, RIK juga berkomitmen mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keahlian tenaga kerja Indonesia khususnya tenaga kerja di daerah Batang dalam industri keramik B1a. Diharapkan pada waktunya Indonesia akan mampu berdiri sendiri dan menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri, khususnya di industri keramik B1a.
Semoga Industri Keramik Indonesia mampu terus berkembang sesuai dengan perjalanan negara kita menuju Indonesia Emas 2045.
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More
Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,27% ke level 8.663, dengan mayoritas saham berada di zona… Read More