Ekonomi dan Bisnis

Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata di Tanah Air

Jakarta  – Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek. 

Misalnya, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Di Indonesia, ditetapkan sebanyak 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)  yang tersebar di 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN).

Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, ada banyak tujuan ditetapkannya KSPN. 

Antara lain mendukung KSPN dengan transportasi yang terintegrasi, aman, selamat, nyaman, sehat dan terjangkau, pengembangan jaringan angkutan antarmoda untuk konektivitas di dalam dan antar wilayah KSPN.

Termasuk, peningkatan aksesibilitas di KSPN untuk menciptakan peluang ekonomi dan investasi, serta mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi lokal berbasis kerakyatan di KSPN.

Baca juga: Jumlah Wisman Capai 945,59 Ribu Kunjungan di Mei 2023

Diketahui, angkutan KSPN yang dimulai tahun 2020 itu mendapatkan subsidi dengan nilai Rp43,5 miliar untuk 13 KSPN, 175 kendaraan dan 63 trayek. Namun, tahun berikutnya anggaran subdisi turun menjadi Rp25,9 miliar untuk 15 KSPN, 75 kendaraan dan 43 trayek.  

“Tahun 2020, peran angkutan KSPN masih rendah. Total penumpang Angkutan KSPN 143.059 orang. Atau sekitar 8,28 persen dari total kapasitas 1,72 juta tempat duduk dan 4,09 persen dari total target 3,5 juta wisatawan,” terangnya, dikutip 31 Juli 2023.

Menurutnya, selama tahun 2022, ada tiga Angkutan KSPN yang tertinggi tingkat isiannya, yaitu Angkutan KSPN Bukittinggi 57,28 persen, Angkutan KSPN Tanjung Kelayang 41,02 persen, dan Angkutan KSPN Tanjung Lesung 39,69 persen.

Di lain sisi kata dia, ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan seperti tingkat isian (load factor) masih rendah karena kurangnya atraksi wisata dan sosialisasi, minimnya koordinasi dan antar Lembaga dan masih adanya resistensi angkutan KSPN.

“Dan juga kurangnya minta dan animo msyarakat dalam penggunaan angkutan umum untuk berwisata,” bebernya.

Maka dari itu, pihaknya mengatakan perlu adanya evaluasi rute dan evaluasi pola pergerakan wisatawan. Termasuk, meningkatkan koordinasi dan sinergi dinas perhubungan, dinas pariwisata, BPTD dan organda setempat.

“Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi secara masif untuk mempublikasikan angkutan wisata di masing-masing daerah,” pungkasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

31 mins ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

49 mins ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

3 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

8 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

10 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

1 day ago