Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih rendah dari proyeksi semula. Hal ini didorong oleh belum kuatnya pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju dan perlambatan ekonomi di negara berkembang.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, pemulihan ekonomi Eropa yang masih lemah, seiring dengan meningkatnya pesimisme konsumen dan investor, telah mendorong berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter, termasuk penerapan suku bunga negatif.
“Perlambatan ekonomi global mendorong berlanjutnya kebijakan pelonggaran moneter di beberapa negara maju,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 21 April 2016.
Sejauh ini, kata dia, kebijakan suku bunga negatif juga terus dilakukan oleh Jepang dan beberapa negara maju lainnya dalam merespons pertumbuhan ekonomi yang terus melambat. Kebijakan pelonggaran moneter di negara maju tersebut berpotensi meningkatkan likuiditas global dan aliran modal masuk ke negara berkembang.
Sedangkan di Amerika Serikat sendiri, pemulihan ekonomi masih belum solid, hal ini tercermin dari kegiatan manufaktur dan net ekspor yang masih lemah. Sejalan dengan itu, suku bunga Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan baru akan meningkat di semester II 2016 dengan besaran kenaikan yang lebih rendah.
Sementara itu, lanjut Tirta, ekonomi Tiongkok mengarah ke kondisi yang lebih stabil dengan risiko pelemahan yang masih tinggi. Di pasar komoditas, harga minyak dunia diperkirakan cenderung menurun, akibat tingginya pasokan di tengah permintaan yang masih lemah.
“Namun, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia, khususnya CPO, karet, dan timah, mulai membaik,” tukas Tirta. (*)
Jakarta - Orderkuota berkolaborasi dengan Nobu meluncurkan Madera, sebuah rekening digital serba bisa. Peluncuran Madera… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan perdana ke sejumlah negara, antara lain… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendukung program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi… Read More
Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen penuh untuk mendongkrak rasio kepesertaan masyarakat… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat penerimaan pajak hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.517,53 triliun,… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, dengan mengunjungi sejumlah negara… Read More