News Update

Pelemahan Rupiah Buat IHSG Kian Terpuruk

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot tajam, seiring belum adanya tanda-tanda perbaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pagi tadi nilai tukar dolar terhadap rupiah berada di level Rp14.926.

Kondisi tersebut membuat para investor panik dan melepas sebagian portofolionya di saham. Alhasil sampai sesi I siang IHSG sudah anjlok hingga 3,33% ke level 5,708.88.

Disisi lain perang dagang AS dan China juga makin panas. Analis Chief Market Strategist Forex Time Hussein Sayed mengatakan, setelah enam bulan ini belum ada pertanda bahwa perang dagang akan segera berakhir. Pasar kini memperkirakan bahwa AS akan memberlakukan tarif tambahan terhadap USD 200 miliar impor China dalam waktu dekat, bahkan bisa jadi pada hari Kamis saat konsultasi publik berakhir.

Investor pasar uang masih berfokus pada Peso Argentina dan Lira Turki yang terjun bebas dan kehilangan sekitar separuh dari nilainya pada tahun ini.

“Walau demikian, perlu diperhatikan pula bahwa Rupiah merosot ke level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998, Rupee India dan Sri Lanka anjlok ke rekor level terendah, dan banyak mata uang pasar berkembang lainnya yang terus terpukul tahun ini dan memaksa bank sentral masing-masing negara untuk bertindak,” ujarnya, Rabu, 5 September 2018.

Menurutnya, ketegangan dagang bukan satu-satunya faktor yang menekan nilai tukar mata uang pasar berkembang terhadap rupiah.

Ini adalah akhir dari pelonggaran kuantitatif dan satu dekade suku bunga mendekati nol yang melanda pasar berkembang, situasi akan semakin memburuk apabila Federal Reserve tidak memperlambat laju pengetatan kebijakan moneternya.

Mata uang yang lebih lemah akan membuat utang berdenominasi Dolar lebih sulit dibayar, perusahaan terpaksa memangkas rencana ekspansi, konsumen memperlambat konsumsi, dan risiko gagal bayar semakin meningkat.

“Satu-satunya reaksi yang dapat dilakukan pemerintah adalah menerapkan tindakan penghematan dan meningkatkan suku bunga, dan ini akan memperburuk perlambatan ekonomi,” tuturnya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

5 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

6 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

8 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

9 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

9 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

12 hours ago