News Update

Pelemahan Dolar Dongkrak Pasar Obligasi

Jakarta – Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, mulai adanya kenaikan pada Rupiah seiring pelemahan pada USD cukup membantu kenaikan pasar obligasi dalam negeri.

Menurutnya pelaku pasar kembali memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk. Di sisi lain, adanya perkiraan akan penurunan imbal hasil obligasi AS seiring sikap The Fed yang membiarkan maupun mentolerir meningkatnya inflasi hingga di atas 2 persen juga turut direspon positif.

“Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 5,59 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 4,10 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun 2,43 bps,” kata Reza di Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.

Ia mengungkapkan pada obligasi seri FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±5 tahun dengan harga 94,30% memiliki imbal hasil 7,00% atau naik 0,01 bps dari sebelumnya di harga 94,32% memiliki imbal hasil 6,996%.

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 95,51% memiliki imbal hasil 7,95% atau turun 0,07 bps dari sehari sebelumnya di harga 94,88% memiliki imbal hasil 8,02%.

Pada Rabu (23/5), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,43 bps di level 111,36 dari sebelumnya di level 111,84.

Baca juga: IHSG Masih Berpeluang Menguat

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun 0,09 bps di level 106,34 dari sebelumnya di level 106,44. Disisi lain pergerakan imbal hasil SUN 10 tahun berada di level 7,61% dari sebelumnya di level 7,69% dan US Governmnet bond 10 tahun di level 2,99% dari sebelumnya di level 2,995% sehingga spread di level kisaran 462,3 bps lebih tinggi dari sebelumnya 469,4 bps.

Sedangkan pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 9,20%-9,35%. Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 10,01%-10,02%.

“Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,05%-11,10%, dan pada rating BBB di kisaran 13,92%-14,00%,” jelasnya.

Turunnya imbal hasil obligasi AS di bawah 3 persen diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan pasar obligasi dalam negeri.

Di sisi lain, mulai adanya kenaikan pada Rupiah juga diharapkan menambah sentimen positif pada pasar obligasi dalam negeri. Diharapkan aksi jual dapat kembali mereda sehingga pasar obligasi dalam negeri dapat menemukan momentum kenaikannya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

13 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

14 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

15 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

16 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

17 hours ago