Imbas pelemahan ekonomi China terhadap downtrend laju pasar komoditas turut membuat pelaku pasar stay away dari saham-saham komoditas dan berimbas pada pelemahan saham-saham lainnya. Dwitya Putra
Jakarta–Negatifnya laju bursa saham Asia yang dimotori bursa saham Tiongkok dan dibarengi melemahnya laju bursa saham AS dan Eropa tidak memberikan kesempatan positif pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hasilnya pun bisa dilihat, dimana posisi indeks tertekan cukup dalam pada perdagangan kemarin dengan ditutup anjlok 85,310 poin atau 1,76% ke level 4.771,285. Investor kembali melakukan aksi jual saham dan mengamankan uangnya ke portofolio investasi yang lainnya.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan Maraknya pemberitaan mengenai ekonomi Tiongkok yang berpotensi terkoreksi di kuartal II 2015 telah membuat harga-harga komoditas terus melemah.
Pelemahan ini tentu saja dimanfaatkan oleh USD untuk berbalik menguat. Akibatnya sejumlah mata uang Asia pun tergilas dengan penguatan USD termasuk Rupiah.
Maraknya penilaian atas ekonomi Tiongkok yang berpotensi mengalami pelemahan yang dibarengi penilaian belum cukup efektifnya otoritas pasar saham Tiongkok dalam memberikan insentif dan stimulus untuk menopang laju bursa saham turut direspon negatif.
Tidak hanya itu, imbas pelemahan ekonomi China terhadap downtrend laju pasar komoditas turut membuat pelaku pasar stay away dari saham-saham komoditas dan berimbas pada pelemahan saham-saham lainnya.
“Saat pelaku pasar telah menganggap krisis utang Yunani telah berlalu (untuk sementara), kini pelaku pasar dihadapkan pada sentimen negatif lainnya berupa perlambatan ekonomi Tiongkok yang dapat menyebar ke negara-negara lainnya dan kinerja para emitenpun dikhawatirkan akan mengalami kontraksi pada Q2-15,” kata Reza, di Jakarta, Selasa, 28 Juli 2015.
Pada perdagangan hari ini, IHSG sendiri lanjutnya diperkirakan akan berada pada rentang support 4.760-4.765 dan resisten 4.800-4.854.
Laju IHSG di bawah area target support 4.832-4.845 dan gagal mendekati area target resisten 4.866-4.900.
“Masih maraknya sentiment negatif masih dimungkinkan IHSG untuk kembali melemah. Hanya adanya transaksi BoW dan aksi beli pada saham-saham yang masih memiliki tren naik lah yang dapat membuat IHSG terangkat karena secara tren, IHSG telah membuka peluang penurunan berlanjut. Cermati dan antisipasi sentimen yang akan muncul, terutama dari kinerja para emiten,” jelasnya. (*) @dwitya_putra14
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More