Pelabuhan Indonesia IV Siap Terbitkan Obligasi Rp3 Triliun
Jakarta – Sebagai Negara kepulauan, Indonesia menyimpan potensi besar terlebih letaknya yang strategis karena berada di persilangan jalur perdagangan internasional. Pelayaran menjadi sektor penting dalam menyokong kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan, keamanan, budaya dan lainnya untuk menyatukan pulau-pulau yang terpisah dengan lautan luas.
Seperti yang ditegaskan oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengenai pentingnya pelabuhan untuk mendukung industry dan perekonomian.
Apalagi pemerintah ingin mengembangkan poros maritim.
Untuk itu pemerintah telah bekerja keras untuk menyediakan infrastruktur dan fasilitas pelabuhan yang mumpuni serta kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing pelabuhan di Indonesia.
Merujuk data World Economic Forum dalam laporan “The Global Competitiveness Report 2018” rating pelabuhan Indonesia menduduki peringkat 41 dari 140 negara, sedangkan tingkat efisiensi dari pelabuhan menduduki peringkat 61.
Naiknya score Indonesia di pilar Infrastruktur khususnya di pelabuhan membawa Indonesia menduduki peringkat 45, naik 2 peringkat dari tahun sebelumnya. Dan di Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam peringkat 4 setelah Singapur, Malaysia dan Thailand.
Usaha keras pemerintah salah satunya dengan memberi persetujuan melalui Ditjen Bea dan Cukai beberapa waktu lalu kepada Jakarta International Container Terminal (JICT) untk melayani alih muat kargo internasional mulai Maret 2019.
Dalam surat tersebut disebutkan pula bahwa JICT menjadi dedicated area untuk perpindahan barang antar terminal (cross terminal movement) ke PT JICT dan TPK Koja. Dengan persetujuan otoritas kepabeanan, semua kapal dari luar negeri yang akan melakukan transshipment ke pelabuhan di Negara tujuan berikutnya dapat melakukannya lewat JICT.
Layanan transshipment internasional akan membawa dampak efisiensi bagi rantai logistik Indonesia.
“JICT sebagai terminal pelabuhan dengan volume kegiatan, produktivitas kerja dan alat paling tinggi dibandingkan yang lain di Tanjung Priok, harus semakin mampu menarik customer ekspor impor dan memberikan pelayanan lebih baik,” kata Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Jakarta, Capt. Hermanta, Selasa, 23 April 2019.
JICT merupakan pelabuhan ke 26 tersibuk di dunia dan merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia.
JICT sendiri selama 20 tahun beroperasi telah menyetor pajak kepada negara dan keuntungan kepada Pelindo II senilai Rp15,4 triliun. JICT telah melayani bongkar muat peti kemas 37,3 juta TEUs dan menjadi salah satu terminal kontainer terbaik di Asia.
Melihat perkembangan infrastruktur dan fasilitas pelabuhan di Indonesia, bukan tidak mungkin pelabuhan menjadi sektor yang mampu mendongkrak daya saing dan perekonomian nasional.
Seperti yang tertera dalam Global Competitiveness Report 2018, jika Indonesia mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan daya saing akan mampu meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan di masa depan. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More