Jakarta–Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (11/7) diperkirakan masih berpeluang mempertahankan sentimen penguatannya.
Namun demikian, menurut Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, penguatan Rupiah ini dikhawatirkan terkoreksi, sehingga diprediksi bakal mengancam laju Rupiah di tengah anjloknya harga komoditas.
“Harga komoditas terkoreksi, penguatan Rupiah terancam,” ujar Rangga, dalam risetnya di Jakarta, Senin, 11 Juli 2016.
Selain itu, kata dia, membaiknya data perekonomian AS, juga telah menyebabkan menguatnya Dolar AS terhadap mata uang lainnya. Sehingga, sentimen negatif pun bakal menyasar pada pergerakan Rupiah.
Kendati begitu, lanjut Rangga, sepanjang liburnya pasar keuangan di Indonesia, mayoritas kurs di Asia justru mengalami penguatan meskipun di tengah anjloknya harga komoditas yang masih terjadi.
“Lalu, euforia diberlakukannya tax amnesty diperkirakan bertahan walaupun akan terganggu oleh adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi,” tutup Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More