News Update

Pefindo Proyeksi Pasar Surat Utang Korporasi Solid di 2025, Ini Pendorongnya

Jakarta - Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto memproyeksikan bahwa tingkat penerbitan surat utang korporasi nasional masih akan cukup tinggi di semester II 2025.

Proyeksi tersebut didorong jumlah nilai jatuh tempo surat utang korporasi nasional yang sebesar Rp161,2 triliun di tahun ini. Sebanyak Rp96 triliun dari nilai total jatuh tempo tersemasuk pada periode semester kedua.

“Mungkin sebagian sudah di-refinancing di Juni kemarin dan Juli ini. Jadi, mungkin sudah terlihat beberapa surat utang yang diterbitkan kembali untuk me-refinancing itu, dan ke depan kami perkirakan masih akan cukup tinggi,” ucap Suhindarto dalam acara media forum Pefindo yang dilakukan secara virtual, Selasa, 8 Juli 2025.

Bila dilihat dari pola penerbitan surat utang di tahun-tahun sebelumnya, Suhindarto menerangkan pada semester kedua biasanya akan menjadi puncak penerbitan surat utang korporasi. Tingkat penerbitan surat utang ini turut didorong oleh adanya kebutuhan atas modal kerja dari beberapa sektor industri.

Baca juga: Surat Utang Naik 48 Persen di Semester I 2025, Nilainya Capai Rp90,90 Triliun

“Karena jatuh temponya tinggi yang mendorong kebutuhan refinancing lebih tinggi, dan beberapa industri kami lihat membutuhkan modal kerja,” sebutnya.

Dengan adanya dua kali pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia dan prospek pelonggaran moneter ke depan, Suhindarto menerangkan bahwa iklim surat utang korporasi di Indonesia akan menjadi lebih kondusif dan mendorong penerbitan surat utang lebih tinggi.

Sementara untuk sektor industri, ia mengungkapkan bila sektor keuangan, yakni perbankan dan multifinance, akan mendominasi penerbitan surat utang korporasi di semester kedua tahun ini.

“Untuk mendorong perdagangan di pasar sekunder surat utang korporasi perlu lebih banyak effort bagi pemerintah dan regulator untuk lebih menyosialisasikan bahwa surat utang korporasi relatif lebih aman ketimbang pasar saham,” cetusnya.

Baca juga: OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Suhindarto memproyeksikan nilai penerbitan obligasi tahun ini akan melebihi proyeksi titik tengah yang sebesar Rp144 triliun pada kisaran Rp139 triliun sampai Rp155 triliun.

“Tapi memang kemungkinan realisasinya akan berada di kisaran titik tengah ke atas nih, mengingat semester satu saja pertumbuhan penerbitannya hampir 50 persen. Di semester kedua tingkat penerbitannya bisa berkisar di antara Rp60 triliun sampai Rp70 triliun lagi,” ucapnya.

Laporan Terbaru Surat Utang Korporasi...

Page: 1 2

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

7 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

7 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

8 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

9 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

10 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

10 hours ago