Ekonomi dan Bisnis

PEFINDO Biro Kredit IdScore Luncurkan Produk IdIncome Estimation

Jakarta – Gambaran profil debitur kini semakin lengkap sehingga analisa kredit menjadi lebih akurat dan efisien. Penghasilan debitur yang merupakan salah satu parameter penting dalam analisa kredit kini dapat diprediksi secara obyektif dengan memanfaatkan laporan kredit historis sebagai basis data.

Sejalan dengan itu, lembaga jasa keuangan pun berpeluang meningkatkan approval rate dengan kualitas portfolio kredit yang terjaga.

Mendukung peningkatan efisiensi dan akurasi proses analisa kredit, PEFINDO Biro Kredit IdScore meluncurkan produk teranyarnya yang diberi label IdIncome Estimation.

Produk ini merupakan upaya PEFINDO Biro Kredit IdScore melengkapi alat analisa kredit serta memberikan nilai tambah atas produk credit score dan laporan kredit yang selama ini sudah digunakan secara luas di Indonesia.

Produk ini berisi prediksi penghasilan debitur untuk mengukur kemampuan atau kapasitasdebitur yang dihasilkan melalui teknologi data analytics dengan memanfaatkan basis data riwayat kredit debitursehingga dapat digunakan sebagai salah satu rujukan lembaga jasa keuangan untuk mempertajam analisa kredit yang obyektif.

“Kehadiran produk ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi proses dan approval rate kredit dengan risiko terukur. Produk ini digunakan untuk mengukur kemampuan atau kapasitas calon debitur guna melengkapi produk untuk menilai karakter calon debitur yang sudah ada selama ini,” ungkap Yohanes Arts Abimanyu, Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit IdScore pada peluncuran produk tersebut di Jakarta Selasa, 28/12.

Dalam menerima pengajuan kredit, lembaga jasa keuangan biasanya mensyaratkan calon debitur untuk menyerahkan bukti penghasilan yang valid serta melakukan survey langsung guna memastikan kesesuaian profil calon debitur dengan kemampuan membayar cicilannya.

Penggunaan produk ini banyak manfaatnya baik bagi lembaga jasa keuangan maupun calon debitur.

“Prediksi penghasilan calon debitur dapat dibandingkan dengan data penghasilan yang diserahkan untuk diuji kesesuaiannya. Produk ini juga dapat meningkatkan akurasi dalam mengukur tingkat kolektibilitas debitur,” tambah Abimanyu.

Bagi calon debitur, manfaatnya juga bisa dirasakan apabila lembaga jasa keuangan tidak mensyaratkan penyerahan data penghasilan, sehingga proses pengajuan kredit bisa lebih mudah dan singkat.

Lebih dari itu, peluang memperoleh kredit juga lebih besar sejalan dengan peningkatan efisiensi dan approval rate di sisi lembaga jasa keuangan.

“Kami terus mendorong lembaga jasa keuangan untuk memastikan terjaganya kualitas portofolio kredit guna mendukung pertumbuhan usaha yang sehat dan meningkatkan akses layanan jasa keuangan bagi masyarakat luas,” tutupnya. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

45 mins ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

1 hour ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

2 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

21 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

21 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

22 hours ago