Jakarta – Paytren kembali bangkit pasca di-suspend oleh regulator pada tahun 2017. Sejak izin e-money diberikan Bank Indonesia pada Juni 2018, Paytren kembali tumbuh dengan mengandalkan basis pengguna kalangan jamaah yang kuat dan akan menggandeng lembaga perbankan.
Menurut ustadz kondang, Yusuf Mansyur, pendiri Paytren, pengguna Paytren ditargetkan kembali akan seperti posisi sebelum suspend bahkan melampaui.
“Sebelum di-suspend kami memiliki 5,2 juta pengguna. Posisi saat ini 1,8 juta pengguna. Dan sampai akhir tahun 2019 ditargetkan menjadi 10 juta pengguna dengan dana yang berputar Rp20 triliun per bulan,” ujar Yusuf Mansur kepada infobanknews.com setelah menerima penghargaan Infobank 8th Digital Brand Awards di Jakarta, Kamis (16/5).
Paytren sedang berusaha kembali membangun kepercayaan pasar untuk mengembalikan pengguna datang kembali maupun pengguna baru. “Ada beberapa bank yang berminat untuk bekerja sama,” ungkap Yusuf Mansyur.
Paytren adalah produk dari PT Veritra Sentosa Internasional, startup di bidang pembayaran berbasis teknologi yang yang didirikan Yusuf Mansyur dan sampai saat ini belum bergantung kepada utang maupun investor lain. Namun beredar kabar di pasar, bahwa ada investor strategis yang berminat masuk ke Paytren. Namun, ketika infobanknews.com meminta konfirmasi, Yusuf Mansyur menjawab dengan diplomatis, “No comment. Tunggu saja tanggal mainnya.” (*) Aba
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More