News Update

Patok Kredit 15-17%, BNI Hati-Hati Salurkan Kredit

Jakarta – Kendati pertumbuhan kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) di 2016 terhitung cukup tinggi yakni 20,6%, namun di 2017 perseroan lebih hati-hati dalam menyalurkan kreditnya dengan mematok pertumbuhan kredit lebih rendah.

Assistant Vice President Investor Relation BNI, Dedi Arianto mengungkapkan, penyaluran kredit di tahun ini diperkirakan bakal tumbuh pada kisaran 15-17% atau masih di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan yang berada di kisaran 13-15%.

“BNI punya loan growth di tahun ini masih bisa diatas industri yang sebesar 13-15% tapi kita yakin bisa di 15-17%. Kita berharap penyaluran kredit lebih prudent lagi,” ujar Dedi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2017.

Dia mengungkapkan, di tahun ini perseroan akan fokus pada pembiayaan di sektor korporasi khususnya BUMN dan infrastruktur. Langkah tersebut diambil sejalan untuk mengantisipasi peningkatan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di tahun ini.

“Kita lebih milih ke yang aman. Kita masih fokus di pinjaman di BUMN dan infrastruktur, karena kita memilih sektor-sektor yang risikonya rendah. Kalau kita kasih pinjam ke bumn itu, jarangkan BUMN yang bangkrut,” ucapnya.

Sedangkan di 2017 ini, perseroan menargetkan rasio kredit bermasalah dapat dibawah 3% atau lebih rendah dari realisasi di 2016 lalu yang tercatat 3% atau lebih tinggi dari 2015 sebesar 2,7%. Di tahun ini, BNI patok rasio kredit bermasalahnya berada pada kisaran 2,8-2,9%.

“NPL tahun ini kita perkirakan membaik di bawah 3%. Sehingga bank bisa tumbuh cukup tinggi. NPL di 2016 meningkat karena beberapa indikator,” paparnya.

Adapun sepanjang 2016 BNI mencatat pertumbuhan kredit BNI naik 20,6% menjadi Rp393,28 triliun dibandingkan dengan penyaluran kredit di tahun sebelumnya yang tercatat Rp326,11 triliun. Pertumbuhan kredit ini di atas rata-rata kredit industri perbankan yang secara umum yang mencapai 8,5%.

Jika dirincikan, sebesar Rp286,1 triliun atau 72,7% dari total kredit, disalurkan ke segmen bisnis banking, sedangkan sebesar Rp65,1 triliun atau 16,5% ke segmen konsumer banking. Kemudian sisanya 11,8% disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan-perusahaan anak.

Untuk kredit melalui segmen bisnis banking, sebesar Rp95,8 triliun disalurkan melalui segmen korporasi yang mampu tumbuh 21%, dan kredit kepada BUMN sebesar Rp78,3 triliun atau tumbuh 33,3%. Sedangkan kredit kepada segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9% dan 20,5%.

Sementara itu, kredit ke segmen konsumer banking, terutama melalui pinjaman payroll tumbuh 128,1% dengan outstanding mencapai Rp8,9 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tercatat Rp36,4 triliun atau tumbuh 5% dan kartu kredit mencapai Rp10,5 triliun atau tumbuh 7,5%. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

11 hours ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

12 hours ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

12 hours ago

Keluarga Ini Jadi Paling Tajir di Taiwan Berkat Bank dan Asuransi, Intip Siapa Mereka

Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More

13 hours ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

13 hours ago