Teknologi

Paska Pandemi Jadi Momentum Gojek Tingkatkan Layanan Lebih Lagi

Jakarta – Pandemi Covid-19 sudah mulai memudar. Banyak negara telah mencabut aturan pembatasan kegiatan masyarakatnya, tanpa terkecuali Indonesia. Tingkat kehadiran karyawan di kantor-kantor yang meninggi dan jalanan di Ibu Kota Jakarta yang kembali macet menjadi tanda pulihnya aktivitas masyarakat Tanah Air. Bagi perusahaan ride hailing asal Indonesia, Gojek, kondisi demikian adalah peluang untuk meningkatkan kualitas layanannya lebih lagi.

Presiden Unit Bisnis On Demand Services GoTo, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan bahwa kondisi paska pandemi sangatlah unik dan berbeda dari kondisi saat pandemi kemarin. Kondisi paska pandemi, menurutnya, memberikan peluang bagi pengembangan inovasi layanan teknologi karena dianggap telah dimulainya sebuah periode baru dari pembatasan kegiatan sosial selama dua tahun lalu.

“Karena ini paska pandemi. Jadi ini ada karakteristik sendiri. Ini kita lihat kantor-kantor sudah pada penuh lagi terisi oleh pekerja. Orang-orang yang ngantor kalau kita lihat data yang ada sudah banyak banget. Ya memang ini sudah padat lagi. Jakarta kembali macet. Makanya pada saat pandemi kita sudah mulai genjot inovasi layanan GoTransit, dan paska pandemi kita semakin genjot lagi, supaya kita tetap bisa berada di jalur market yang ada sebagai penyedia solusi untuk masyarakat,” ucap Catherine, pada acara Gojek Outlook 2023 di Jakarta, Selasa, 28 Februari 2023.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, menyampaikan bahwa pertumbuhan digitalisasi Indonesia di tahun ini jangan sampai kendor, tapi justru harus semakin diperkuat agar pertumbuhan ekosistem digital nasional dapat terus meningkat.

“Dan kita sudah katakan bahwa di tahun ini justru digitalisasi jangan kendor, tapi harus tetap semakin digenjot, supaya bisa menopang kenaikan growth digital ekonomi kita di tahun ini,” ujar Rudy di kesempatan yang sama.

Di samping itu, Rudy juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menggenjot pertumbuhan ekosistem digital nasional. Apalagi, kata Rudy, Indonesia saat ini masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk sektor digital. Permasalahan ini perlu diselesaikan bersama-sama dengan pihak lainnya.

“Dan terkait sumber daya manusia (SDM), kita ternyata masih kurang 9 juta tenaga kerja di sektor digital hingga kini. Jadi, kita setidaknya masih harus mencukupi sekitar 600 ribu talent digital di tahun ini, sehingga ini menjadi hal baik bila kita bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencukupi digital talent tersebut,” pungkasnya. Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Begini Tanggapan OJK Soal Jokowi Terbitkan Aturan Asuransi untuk Mantan Menteri

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2024… Read More

46 mins ago

Bank NTT Resmi Luncurkan Kartu Kredit Indonesia Berbasis GPN

Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengumumkan telah mendapatkan persetujuan… Read More

59 mins ago

Marak Merchant Tolak Transaksi Uang Tunai, Begini Kata BI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa merchant atau pedagang wajib menerima pembayaran dalam bentuk uang tunai.… Read More

1 hour ago

Pacu Pertumbuhan, BCA Digital Hadirkan Layanan Valas dan Inovasi Teknologi Lewat bluValas

Jakarta - BCA Digital memperkuat posisinya di industri perbankan digital Indonesia dengan merespons kebutuhan finansial masyarakat… Read More

1 hour ago

Bergerak Variatif, IHSG Sesi I Ditutup Flat di Level 7.735

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (18/10) ditutup… Read More

4 hours ago

BI Ungkap Muncul Fenomena Masyarakat Terpaksa Kerja dengan Upah kecil

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa terjadi fenomena pergeseran tenaga kerja di berbagai daerah yang berkerja… Read More

4 hours ago