Moneter dan Fiskal

Pasca Kontraksi, Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Melonjak 4,63%

Jakarta – Kinerja perekonomian DKI Jakarta terus mengalami perbaikan. Hal ini tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta di kuartal I-2022 yang tercatat sebesar 4,63% atau membaik bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama yang terkontraksi sebesar 1,65%.

Secara umum, program vaksinasi Covid-19 merupakan kunci pemulihan ekonomi nasional, karena dapat membangkitkan optimisme dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Selain itu, berbagai program yang dilakukan pemerintah turun mendukung perekonomian DKI Jakarta, meski perekonomian DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan perekonomian nasional.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra mengatakan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang positif ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,20% (yoy) pada kuartal I-2022, angka tersebut meningkat dibandingkan pada kuartal sebelumnya sebesar 3,65% (yoy).

“DKI Jakarta basically better than nasional, jadi pertumbuhannya di kuartal I-2022 itu 4,63%, dan inflasi 2,63%, kalo kita hitung hal yang sama pertumbuhan ekonomi minus inflasi ekonomi DKI masih tumbuh secara riil 2%,” ujarnya saat press conference di Jakarta, 10 Mei 2022.

Sementara dari sisi inflasi, lanjutnya, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2022 menunjukkan inflasi sebesar 3,47% secara tahunan (yoy). Tingkat inflasi nasional tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi DKI Jakarta yang tercatat sebesar 2,63%. Dengan demikian, laju inflasi DKI Jakarta menunjukkan lebih terjaga ditengah harga bahan pokok yang meningkat.

“Inflasi inilah yang menjadi perhatian bukan hanya di Indonesia, bukan hanya di DKI tetapi juga secara global, tekanannya adalah karena adanya tensi geopolitik di ukraina dan rusia itu yang menyebabkan second round effect dan tekanan, juga menyebabkan harga energi dan komoditas meningkat,” ucapnya.

Menurutnya, dengan meningkatnya angka inflasi menandakan harga komoditas ikut meningkat, namun pemerintah DKI Jakarta berhasil mengendalikan harga beras serta cabai merah pada ramadhan April lalu yang biasanya terjadi lonjakan harga menjelang lebaran. Dalam hal ini inflasi yang terjadi di DKI Jakarta bisa lebih baik daripada di jawa maupun nasional.

“Keberhasilan salah satunya adalah pengendalian harga beras, berasnya deflasi kemudian cabe merahnya juga deflasi kemarin, nah biasanya saat ramadhan beras dan cabe merah tidak terkendali harganya. Karena ada pengendalian harga di 2 komoditas itu, inflasi di bulan april di bulan ramadhan di dki bisa lebih baik daripada inflasi di jawa dan nasional sebagai gambaran hampir beda 1 persen angka inflasi antara nasional dan jakarta.” tutupnya. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago