Pasar Modal

Pasar Saham RI Melempem di Akhir 2024, Nilai Kapitalisasi Capai Rp12.336 Triliun

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Inarno Djajadi OJK mengungkapkan, pasar saham domestik ditutup melemah pada akhir 2024. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sentimen terhadap kondisi perekonomian global.

“Pasar saham domestik ditutup melemah sebesar 0,48 persen (month to date/mtd) per 30 Desember 2024 ke level 7079,91, atau turun sebesar 2,65 persen (year to date/ytd) sebesar 2,65 persen,” kata Inarno dalam Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Desember 2024 secara daring, Selasa, 7 Januari 2025.

Dalam pemaparannya, nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.336 triliun, naik 2,79 persen mtd, atau naik sebesar 5,74 persen secara ytd.

“Sementara itu, non resident mencatatkan net sales sebesar Rp5,03 triliun mtd, atau secara ytd nett buy Rp16,53 triliun,” jelasnya.

Baca juga : Kolaborasi Strategis PHEI, BEI, dan AMII Perkuat Pasar Modal Indonesia

Di pasar obligasi, lanjutnya, indeks pasar obligasi atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) turun 0,12 persen mtd, atau naik 4,82 persen ke level 392,66. 

Lalu, investor non resident net sales tercatat sebesar Rp2,91 triliun mtd, atau secara ytd, net sale sebesar Rp5,53 triliun.

Sementara itu, di industi pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp839,39 triliun, turun 0,55 persen mtd. Namun, secara ytd naik sebesar 1,78 persen.

Rinciannya, reksadana tercatat net subscription sebesar Rp5,05 triliun mtd, atau secara ytd net redemption sebesar Rp1,82 triliun.

Baca juga : Sri Mulyani Usul Edukasi Pasar Modal Masuk dalam Kurikulum Sekolah Dasar

Dari sisi penghimpunan dana di pasar modal tercatat mengalami tren positif. Nilai penawaran umum mencapai Rp259,24 triliun.

“Di antaranya, sebanyak 43 emiten baru fund raising dan penawaran umum dengan nilai mencapai Rp17,28 triliun melalui IPO saham dan juga penerbitan EBUS (Efek Bersifat Utang dan Sukuk),” pungkasnya. (*)

Kemudian, pada kinerja Bursa Karbon sejak diluncurkan pada 26 September 2023 – 30 Desember 2024, tercatat 100 pengguna jasa yang memperoleh izin. Adapun total volumenya sebesar 908 ribu ton CO2 ekuivalen atau akumulasi nilai sebesar Rp50,64 miliar.

Sementara, dalam rangka penegakan ketentuan dan perlindungan konsumen di bidang pasar modal per Desember 2024, OJK telah mengenakan sanksi administratif berupa denda kepada 7 emiten, 8 direksi emiten, 3 komisaris emiten, 2 penilai dan juga 2 akuntan publik sebesar Rp3,33 miliar. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Menko Airlangga Sebut Gabungnya RI ke BRICS Bisa Buka Peluang Investasi

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh blok ekonomi… Read More

1 min ago

IHSG Rabu Ditutup Flat Melemah ke Level 7.080, 352 Saham Merah

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Rabu, 8 Januari 2025, ditutup… Read More

30 mins ago

Tutup Layanan Marketplace, Bagaimana Nasib 16,8 Juta Mitra Bukalapak?

Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) resmi menutup lini bisnis marketplace-nya untuk seluruh produk fisik, pada… Read More

35 mins ago

Airlangga Kasih Bocoran Soal Revisi Aturan DHE SDA

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan hal-hal yang akan direvisi dari kebijakan Devisa Hasil Ekspor… Read More

45 mins ago

Presiden Prabowo Diminta Lobi Arab Saudi untuk Tambah Kuota Haji

Jakarta – Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji Komisi VIII meminta Presiden Prabowo untuk melobi pemerintah… Read More

45 mins ago

OJK Targetkan RPOJK Akses Pembiayaan UMKM Terbit Tahun Ini

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempersiapkan Rancangan POJK (RPOJK) tentang akses pembiayan Usaha Mikro, Kecil,… Read More

1 hour ago