Poin Penting
Jakarta – Konsultan properti CBRE Indonesia menilai pasar properti Jakarta diprediksi akan mengalami periode pertumbuhan stabil, yang didorong oleh fondasi ekonomi yang tangguh dan pergeseran prioritas penyewa.
Head of Research and Consultancy CBRE Indonesia, Anton Sitorus, mengatakan Indonesia telah mempertahankan laju pertumbuhan yang mengesankan, dengan rata-rata sekitar 5 persen per tahun dalam lima tahun terakhir.
Ia menyoroti, momentum tersebut diperkirakan akan berlanjut, dengan proyeksi pertumbuhan yang sama hingga 2027. Target ambisius pemerintah ekonomi sebesar 6 hingga 8 persen pada 2029 mencerminkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang negara ini.
“Stabilitas ini lebih dari sekadar angka, ini adalah landasan di mana keputusan properti dibuat, mulai dari ekspansi multinasional hingga investasi lokal,” ucap Anton dalam paparannya di Jakarta, 18 November 2025.
Baca juga: Kinerja Moncer, Patra Jasa Dorong Investasi Ekonomi di Sektor Properti
Anton menjelaskan, dari sisi perkembangan properti segmen perkantoran mengalami perbedaan proyeksi ke depannya, dari sisi Central Business District (CBD) dan non CBD. Untuk segmen CBD hingga saat ini masih belum terlihat adanya pasokan atau supply baru, namun hingga kuartal III 2025 penyerapan atau take-up mencapai 40 ribuan.
“Sehingga kalau kita perkirakan sampai dengan akhir tahun nanti nih. Sampai Desember, net take up itu kurang lebih kalau menurut proyeksi kita akan sama dengan tahun lalu. Artinya udah dua tahun terakhir ini nggak ada supply ini di market,” imbuhnya.
Secara keseluruhan, suplai untuk Jakarta CBD Office saat ini mencapai 7,1 juta square meter (sqm), dengan penyerapan (take-up) hingga September 2025 mencapai 38 ribu sqm, sementara tingkat keterisian (occupancy) sebanyak 75 persen.
Sedangkan, suplai mendatang diperkirakan mencapai 188 ribu sqm, rata-rata harga sewa Rp170 ribu per sqm per bulan, dan total luas yang belum terisi mencapai 1,7 juta sqm.
Lebih lanjut, untuk Jakarta non CBD Office tercatat masih ada stock 3,4 juta sqm, dengan jumlah yang telah terserap pada periode yang sama 29.700 sqm dan occupancy 73 persen. Sedangkan suplai mendatang diperkirakan mencapai 122 ribu, dengan harga rental Rp124 ribu psm pm, dan total yang belum terisi 900 ribu sqm.
Sementara itu, untuk segmen industrial terkait dengan pergundangan (warehouse) atau logistik masih mengalami tren pertumbuhan positif, dengan suplai mencapai 15.400 hektare, tetapi penyerapannya baru 89 hektare hingga September 2025.
Lalu, tingkat keterisian segmen industrial mencapai 91 persen, di mana suplai mendatang sebesar 1.600 hektare, dengan harga sewa Rp2,5 juta per meter persegi, dan total lahan yang belum terisi sekitar 1.400 hektare.
Baca juga: Pemerintah, Pengembang, dan Industri Sepakat Perkuat Sinergi Investasi dan Properti
Sementara untuk segmen retail atau pusat perbelanjaan, mulai mengalami pemulihan tingkat keterisian sekitar 86 persen hingga saat ini, setelah mengalami permintaan yang sangat minim karena dampak Covid-19.
“Dari akhir tahun lalu sampai sekarang, Ini mulai ada kenaikan, Jadi mal okupansinya udah mulai sedikit naik, Di kisaran sekitar 86 persen. Di mana, nggak ada pasokan nih, Jadi sekarang tahun ini, Kalau kita lihat belum ada yang masuk, tapi memang di kuartal terakhir ini. Di akhir tahun ini, ada beberapa yang masuk,” ujar Anton.
Sebagai informasi, untuk suplai pusat perbelanjaan di Jakarta saat ini mencapai 3,4 juta sqm dan telah terserap hingga September 2025 sebanyak 18.500 sqm.
Sedangkan untuk suplai mendatang akan bertambah 154 ribu sqm, dengan rata-rata penyewaan Rp320 ribu per meter persegi per bulan, serta total yang masih belum terisi sekitar 500 ribu sqm. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More