News Update

Pasar Modal Syariah Terus Tumbuh Ditengah Ketidakpastian Ekonomi

Jakarta — Industri pasar modal syariah hingga saat ini terus berkembang seiring dengan program pemerintah yang menggenjot segmen ekonomi syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencatat, perkembangan sukuk hingga akhir November 2018, telah mengalami peningkatan jumlah sukuk outstanding sebesar 36,7% (ytd) dan nilai sukuk outstanding meningkat 45,2%.

Tercatat saat ini terdapat 108 sukuk korporasi outstanding dengan nilai Rp22,8 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan outstanding pada tahun 2017 dengan jumlah 79 sukuk dan nilai RP15,7 triliun.

Peningkatan juga terjadi pada instrumen reksa dana syariah. Jumlah reksa dana syariah meningkat 21,4% (ytd) dan Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah meningkat 19,8%.

Saat ini terdapat 221 reksa dana syariah dengan nilai aktiva bersih sebesar 33,9 triliun rupiah. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 dengan jumlah 182 reksa dana syariah dan nilai aktiva bersih 28,3 triliun rupiah.

Baca juga: BI Matangkan Penerbitan Instrumen Sukuk

“Memasuki tahun 2019 terdapat berbagai tantangan baik dari domestik maupun eksternal yang perlu dihadapi mulai dari Bank sentral Amerika Serikat yang menaikan suku bunganya menjadi 2,25% dan faktor perang dagang,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Hoesen di Jakarta, Rabu 5 Desember 2018.

Sedangkan pada sisi domestik, Indonesia menghadapai tantangan defisit neraca transaksi berjalan. Hingga kuartal 3 terdapat defisit transaksi berjalan sebesar 22,4 miliar USD.

Pada tahun 2018, industri pasar modal syariah juga terus berkembang. Terkait saham syariah, pada tanggal 23 November 2018 OJK telah menerbitkan Daftar Efek Syariah yang berisi 407 saham dan berlaku efektif pada tanggal 1 Desember 2018. Jumlah tersebut meningkat 6,5% dibandingkan akhir tahun 2017 dengan jumlah 382 saham.

Sedangkan untuk konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah sebesar 391 saham. Jumlah tersebut meningkat 7,1% secara year to date (ytd). Dari segi kapitalisasi pasar, terjadi penurunan sebesar 3,7 % menjadi 3.567 triliun rupiah pada akhir November.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Mobil Dinas Pejabat Bakal Diasuransikan Pakai APBN, OJK Beri Respons Begini

Jakarta – Pemerintah berencana mengasuransikan seluruh kendaraan atau mobil dinas pejabat dengan premi yang akan dibayarkan melalui… Read More

12 mins ago

Begini Strategi GoSend Dorong UMKM Naik Kelas di 2025

Jakarta – GoSend, layanan pengiriman barang dari Gojek membeberkan tiga jurus jitu dalam mendukung UMKM… Read More

32 mins ago

OJK Sebut DPLK Jiwasraya dalam Proses Pemindahan Portofolio ke IFG Life

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, mengungkapkan… Read More

3 hours ago

Tekan Inflasi Medis, OJK Rumuskan Aturan Batasan Klaim Asuransi Kesehatan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana akan merumuskan Surat Edaran (SE) OJK mengenai batasan… Read More

3 hours ago

Intip Kekayaan 2 Cagub Jateng 2024 Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi, Siapa Paling Tajir?

Jakarta - Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi tengah memperebutkan kursi nomor satu di Jawa Tengah.… Read More

3 hours ago

Turun 0,93 Persen, IHSG Ditutup Lanjut Melemah ke Level 7.245

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa, 26 November 2024, ditutup… Read More

5 hours ago