Jakarta – Pasar finansial menjadi lebih sensitif jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) yang akan berlangsung bulan ini. Analisa FXTM menyebutkan, saham global berpotensi mengalami penurunan lebih tajam karena aksi menghindari risiko membuat investor menjauh dari aset berisiko.
Saham Asia menguat pada awal perdagangan hari Selasa karena adanya laporan FBI yang kembali menekankan bahwa penggunaan email server pribadi Hillary Clinton bukanlah tindak kriminal.
“Walaupun pasar Asia, Eropa, dan Amerika berpotensi menguat hari ini karena laporan terkini FBI, kita belum bisa berlega diri karena berbagai faktor yang mengarah ke tren bearish masih ditemukan di pasar”terang Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM.
Akibat pasar finansial menjadi lebih sensitif, S&P 500 mengalami periode penurunan terpanjang sejak 1980 pekan lalu. Menurut Lukman, pantulan teknikal saat ini adalah dasar bagi penurunan drastis berikutnya.
“Sentimen global masih tetap tidak stabil dan mengingat harga minyak merosot, pertumbuhan global melambat, dan ketidakpastian yang ada, peristiwa tak terduga dapat memicu aksi jual besar-besaran” imbuh Lukman. (*) (Baca juga : Forextime : USD tetap bullish)
Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More
Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir sejumlah rekening milik Ivan Sugianto… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (15/11), pukul 9.00 WIB Indeks Harga Saham… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang, hari ini, Jumat, 15 November… Read More
Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More