Jakarta – Pasar finansial menjadi lebih sensitif jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) yang akan berlangsung bulan ini. Analisa FXTM menyebutkan, saham global berpotensi mengalami penurunan lebih tajam karena aksi menghindari risiko membuat investor menjauh dari aset berisiko.
Saham Asia menguat pada awal perdagangan hari Selasa karena adanya laporan FBI yang kembali menekankan bahwa penggunaan email server pribadi Hillary Clinton bukanlah tindak kriminal.
“Walaupun pasar Asia, Eropa, dan Amerika berpotensi menguat hari ini karena laporan terkini FBI, kita belum bisa berlega diri karena berbagai faktor yang mengarah ke tren bearish masih ditemukan di pasar”terang Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM.
Akibat pasar finansial menjadi lebih sensitif, S&P 500 mengalami periode penurunan terpanjang sejak 1980 pekan lalu. Menurut Lukman, pantulan teknikal saat ini adalah dasar bagi penurunan drastis berikutnya.
“Sentimen global masih tetap tidak stabil dan mengingat harga minyak merosot, pertumbuhan global melambat, dan ketidakpastian yang ada, peristiwa tak terduga dapat memicu aksi jual besar-besaran” imbuh Lukman. (*) (Baca juga : Forextime : USD tetap bullish)
Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, menyatakan situasi global yang saat ini mengalami… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto angkat suara terkait gejolak global yang turut menyeret kinerja… Read More
Jakarta – Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menyatakan pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS)… Read More
Jakarta – IBK Bank Indonesia posted a spirited performance in 2024, with net profit soaring… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga beras terus mengalami kenaikan di seluruh tingkat, baik di… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang pada periode Januari-Februari… Read More