Categories: Ekonomi dan Bisnis

Pariwisata Jadi Solusi Jangka Pendek Ekonomi Sulut

Pengembangan pariwisata Bunaken, dinilai sebagai solusi jangka pendek untuk menumbuhkan perekonomian daerah Sulawesi Utara. Rezkiana Nisaputra

Manado–Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Peter Jacobs melihat ada dua sektor ekonomi yang perlu menjadi prioritas pemerintah daerah Sulut dalam pengembangan perekonomiannya, yakni sektor pariwisata dan hilirisasi industri.

Namun, menurutnya, pengembangan parawisata bisa menjadi solusi jangka pendek, karena manfaatnya akan lebih cepat terasa bagi perekonomian daerah. Hal ini sejalan dengan destinasi wisata Bunaken yang sudah dikenal dunia, meskipun masih perlu dikembangkan lagi dari segi infrastruktur.

“Sektor pariwisata ini yang bisa kita kembangkan dalam waktu singkat (jangka pendek), sembari kita kembangkan sektor lainnya,” ujar Peter di Manado, Senin, 14 September 2015.

Dia menambahkan, dengan pengembangan pariwisata Bunaken, juga dianggap akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sulut, sehingga kondisi demikian tentunya akan menambah cadangan devisa negara, yang bisa membantu peningkatan pasokan Dolar AS di dalam negeri.

Selain itu, dengan peningkatan jumlah wisatawan tersebut, maka tentunya juga akan turut membantu menumbuhkan sektor Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) di Sulut. Oleh sebab itu diharapkan, pengembangan pariwisata di Sulut harus menjadi fokus pemerintah daerah.

“Saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Sulut per tahunnya itu baru 16.600 orang per tahunnya. Dengan potensi di sini, kita dapat menyamai Bali, yang kunjungannya wisatawannya itu bisa mencapai 3 juta orang,” tukas Peter.

Menurut Peter, selain infrastruktur, destinasi dan atraksi parawisata di pariwisata Bunaken juga harus ditingkatkan. Sedangkan untuk hilirisasi, tetap perlu dikembangkan. Peningkatan daya saing komoditas lokal, ujar dia, dapat menjadi solusi dengan manfaat jangka panjang.

Dia mengungkapkan, pembentukan Produk Domestik Bruto Sulut dari sisi penawaran masih didominasi sektor pertanian sebesar 22%. “Dengan daya saing, mungkin mafaatnya baru terasa jangka panjang, namun nilai manfaat komoditas tersebut dapat naik dua kali lipat,” ucap Peter.

Dia menilai pertumbuhan ekonomi Sulut masih cukup baik, pada triwulan II-2015 ekonomi Sulut tumbuh 6,2% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional sebesar 4,67%. Namun, laju inflasi di Sulut masih menjadi tantangan besar, karena secara tahunan laju inflasi di Sulut sebesar 8,46% hingga Agustus 2015. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

5 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

6 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

15 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

15 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

16 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

16 hours ago