Jakarta – Teknologi menjadi bagian tidak terpisahkan bagi perusahaan, termasuk yang berbasis business to business (B2B). Di masa mendatang, akan ada tren teknologi yang akan membantu mereka, khususnya dalam melakukan transaksi.
Jeremy Linman, Chief Product Officer (CPO) PT Pakar Digital Global (Paper.id), menjelaskan, setidaknya akan ada 5 tren teknologi baru bagi perusahaan B2B ini ketika bertransaksi. Yang pertama adalah automatisasiutomatisasi dalam account receivable (AR) dan account payable (AP).
“Sekarang, pinpoint paling utama dan paling berat untuk perusaahaan ini adalah cashflow cycle mereka. Mulai dari menerima sebuah order, mengirimkan barang, sampai mereka mendapatkan payment, ini bisa sampai 34 hari,” tutur Jeremy dalam acara “5 Key Trends and Technologies Shaping the Future of B2B Transaction in Indonesia with Paper.id and AFTECH” di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.
Melakukan proses automatisasi terhadap AR dan AP ini dapat mempersingkat durasi proses penjualan, sekaligus mempermudah pembukuan keuangan. Nantinya, ini bisa berdampak kepada manajemen cashflow yang lebih baik dan terukur bagi perusahaan tersebut.
Teknologi berikutnya adalah pemanfaatan artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML). Jeremy menuturkan, keduanya juga berperan dalam mempersingkat pekerjaan yang masih dilakukan secara manual. Paper.id sendiri, kata Jeremy, sudah menyediakan teknologi untuk menopang perusahaan dalam proses transaksi.
“Beberapa inovasi ini juga sudah kita bangun sendiri, dan sudah ada beberapa klien-klien besar yang menggunakan. Misalnya, untuk mendigitalisasi dokumen fisik yang masuk ke perusahaan-perusahaan tersebut, mengotomatisasi rekonsiliasinya, dan mengurangi error,” jelas Jeremy.
“Dari dokumen-dokumen yang sudah didigitalisasi ini, dan kita capture datanya, ini membuat kita juga lebih mudah memberikan insight kepada pengusaha-pengusaha ini. Seperti cashflow mereka seperti apa, apakah mungkin mereka membeli barang terlalu banyak, yang nanti juga mungkin akan menghambat cashflow-nya mereka,” tambahnya.
Baca juga: Cara Bank DBS Genjot Digitalisasi Rantai Pasok B2C
Baca juga: Rilis Kartu Kredit Baru, Paper.id Targetkan Nasabah Tumbuh 100 Kali Lipat
Tren selanjutnya adalah pelaksanaan cross border payment. Meskipun belum banyak perusahaan berskala kecil atau menengah (UMKM/UKM) yang melakukan ini, tetapi terkadang biayanya bisa membebani perusahaan karena potongannya cukup besar, bisa sekitar 2-3 persen.
Harapan ke depannya, Jeremy ingin perusahaan B2B yang bertransaksi dengan negara lain, bisa mendapat metode yang lebih efisien. Dan jika memungkinkan, memperoleh potongan yang lebih baik, apalagi untuk perusaahaan UMKM.
“Yang keempat adalah virtual cards. Kalau kita lihat di 2024 ini, kita lihat trennya pun juga sudah shifting. Nggak hanya dengan business card doang dan kartu fisik, tapi juga dengan virtual cards. Virtual cards sendiri adalah kartu yang ibaratnya, bisa digunakan dari handphone langsung,” ungkap Jeremy.
Menurutnya, adanya virtual cards memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan B2B. Misalnya, keamanan yang lebih terjaga, kemudahan dalam mengontrol limit, dan datanya mayoritas sudah terintegrasi dengan sistem lain.
Terakhir, Jeremy menutup dengan peningkatan keamanan siber. Transaksi digital yang seamless ini diharapkan juga dibarengi dengan perkuatan keamanan di ranah siber, guna meminimalisir adanya kerugian, baik itu dari kebocoran data, serangan malware, sampai fraud. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk terus mendorong pemerintah daerah, terutama di… Read More
Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan fasilitas kredit modal kerja ekspor… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), atau Indonesia AirAsia, menyiapkan 554 ribu kursi penerbangan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mencabut izin usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) atau Indonesia AirAsia, kembali menunjukkan kinerja positif pada… Read More
Jakarta – Fore Coffee, membuka peluang untuk melantai di bursa atau initial public offering (IPO). Hal tersebut seiring… Read More