Analisis

Pamor Unit Link dan Saving Plan Setelah Kasus Jiwasraya

KASUS gagal bayar 711 polis nasabah Jiwasraya senilai Rp802 miliar mencoreng industri asuransi jiwa nasional. Perusahaan asuransi jiwa pun akan lebih berhati-hati menawarkan produk asuransi berbalut investasi yang risikonya ditanggung perusahaan asuransi seperti saving plan. Belajar dari kesulitan membayar polis tersebut, Jiwasraya pun sudah menghentikan produk saving plan yang menjadi mesin penyokong pertumbuhan sejak 2013. Saving plan yang kebanyakan dijual melalui bancassurance adalah produk asuransi yang mengawinkan produk asuransi dengan investasi seperti halnya unit link. Perbedaannya, risiko investasi saving plan ditanggung oleh perusahaan asuransi, sementara risiko investasi unit link berada di tangan pemegang polis.

Kedua produk asuransi berbalut investasi ini menjadi senjata perusahaan-perusahaan asuransi jiwa untuk mengejar pendapatan premi selama satu dekade terakhir. Bahkan, produk investasi yang ditawarkan perusahaan asuransi bisa dibilang nekat. Sebab, return-nya di atas deposito perbankan, bergaransi, plus asuransi. Tak jarang, return yang ditawarkan bisa dinegosiasikan antara perusahaan asuransi dan nasabah seperti halnya discretionary fund (kontrak perjanjian berjangka).

Karakter masyarakat yang sangat mengutamakan imbal hasil atau return menjadi target empuk. Demi menggenjot pertumbuhan premi, sebagian perusahaan asuransi jiwa meninggalkan karakternya sebagai penyedia produk bersifat jangka panjang (long term) dan tergoda menawarkan produk jangka pendek (short term) dengan bunga tetap dengan benefit asuransi.

Bagi Jiwasraya, produk saving plan telah berhasil membuat produksi premi perusahaan asuransi pelat merah ini melaju kencang selama satu dekade terakhir. Biro Riset Infobank (birI) mencatat, posisi Jiwasraya dalam penghimpunan premi bruto berada di urutan kedelapan besar pada 2008.

Namun, karena produk saving plan-nya tergelincir, Jiwasraya menghentikan produk investasi berasuransi ini .

Lalu, apakah kasus yang terjadi di Jiwasraya akan membuat daya tarik produk saving plan di industri asuransi jiwa meredup?

Selengkapnya di Majalah Infobank No.488 Februari 2019 cetak atau klik Infobankstore.com

Risca Vilana

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

5 hours ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

6 hours ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

6 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

18 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

20 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

21 hours ago