Ekonomi dan Bisnis

PalmCo Diyakini Bisa Kalahkan Perusahaan Sawit Terbesar di Asia, Begini Caranya!

Jakarta – Sub holding PTPN Group, PalmCo, diyakini berpotensi kuat mengalahkan perusahaan sawit besar di Asia, seperti Sime Darby Plantation Malaysia dan Golden Agri-Resources Singapura hingga perusahaan-perusahaan sawit besar di dalam negeri.

Head of Industry Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan PalmCo memiliki modal utama untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sawit terbesar di Asia, terutama eksisting lahan yang strategis dari sisi geografis.  

“PTPN itu istilahnya kalau sektor sawit itu kebun kelas satu itu. Pengusaha-pengusaha sawit terakhir ini kelas dua dan kelas tiga. Itu dilihat dari kesuburan geografis. Maksudnya geografis, kalau jauh ongkos transportasi dan distribusi mahal. Jadi PTPN ini potensinya besar banget. Simple, asetnya bagus. Kalau perkebunan ya asetnya tanah dan kebunnya,” ujarnya dikutip 14 Agustus 2023.

Lebih jauh, dia mengatakan, melihat potensi PalmCO, dari posisi awal asetnya sudah bagus, kemudian perbaikan manajemen dan balance sheet (neraca keuangan) sudah mulai dilakukan melalui transformasi perusahaan.

Baca juga: Pembentukan PalmCo Akan Berikan Enam Kontribusi Positif Bagi Industri Sawit, Apa Saja?

Antara lain, reorganisasi PTPN Group dari banyak perusahaan yang memiliki jenis bisnis sama digabung membentuk sub holding. Dia membandingkan kebijakan di PTPN dan PT Semen Indonesia yang juga menggabungkan tiga perusahaan semen 

“Emang arahnya (pembentukan PalmCo) bagus, seperti di semen. Mereka itukan sebenarnya karakter bisnisnya itu sama. Mereka buat dari beberapa perusahaan, Ada skala ekonomis, semua bergerak dibidang yang sama. Itu yang sebetulnya nanti arahnya ke sana,” ucapnya.

Untuk aset eksisting dan tanaman tua, menurutnya, tinggal dilakukan replanting atau peremejaan tanaman, sehingga produktivitas meningkat. Kemudian, perbaikan balance sheet, termasuk melanjutkan restrukturisasi utang dari laporan keuangan tahun 2020 yang sedang berjalan.

“Balance sheet itu dibagusi. Biar baik nanti IPO-nya. Utang-utang diberesi. Yang penting adalah perbaikan manajemen, pengelolaan kalau teknis pemeliharaan dan perawatan, sehingga produktivitasnya meningkat,” paparnya.

Sedangkan, jika neraca keuangan telah baik, maka investasi akan masuk. Bahkan, jika diperlukan penarikan utang baru, masih akan tetap diminati investor karena pinjaman dipastikan digunakan membiayai kegiatan produktif di perusahaan. 

Satu hal yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, adalah pembenahan manajemen, sehingga semua strategi bisnis berjalan efisien dan konsisten. Selanjutnya, tambahnya lagi, perlu dipikirkan untuk pengembangan hilirisasinya dan memperkuat industri processing.

“Kalau kebun sudah produktif, balance sheet sudah bagus dan manajemen mendukung, maka PalmCo akan punya kemampuan menarik moral. Jadi, bisa bangun processing industrinya. Tidak berhenti di CPO, tapi bisa ke oleochemical dan produk-produk turunan sawit, nanti arahnya ke sana. Itu pada akhirnya langkah lanjutan ke sana,” ungkapnya. 

Baca juga: DJP Selidiki Temuan 9 Juta Hektare Lahan Sawit Tak Bayar Pajak

Secara umum, dia mengatakan, pembentukan PalmCo ini memberikan harapan baru bagi BUMN perkebunan karena sangat potensial untuk dikembangkan menjadi perusahaan sawit kelas dunia.

“Asetnya bagus sekali PTPN itu. Itu Bagus sekali dari sisi kesuburan dan geografis, mereka rata-rata letaknya sangat strategis dan infrastrukturnya juga sangat strategis. Pergi aja ke kebun PTPN di sekitar Sumatera Utara, kebunnya sangat bagus, memang itu manajemen dan produktivitas yang perlu diperbaiki,” sambungnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

9 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

11 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

11 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

13 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

18 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

20 hours ago