Sejumlah paket kebijakan untuk mendorong ekonomi telah diterbitkan pemerintah. Namun, kebijakan ini belum mendapatkan reaksi pasar yang signifikan. Adakah yang salah dengan paket kebijakan tersebut? Dwitya Putera.
Jakarta – Upaya pemerintah menjaga kestabilan perekonomian nasional dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama pada beberapa hari lalu, belum terlihat dampaknya.Bahkan posisi nilai tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terlihat datar dan sempat tertekan pada perdagangan kemarin.
Satu hari lalum rupiah melemah 71 poin menjadi Rp14.332 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya sebesar Rp14.261 per dolar AS. Begitupun dengan IHSG yang ditutup turun tipis 4.016 poin atau 0,09% ke level 4,343.261.
Terbitnya paket kebijakan ekonomi Jokowi ini pun menimbulkan reaksi yang beragam dari sejumlah analis pasar saham. Ada yang menganggap paket kebijakan ini baru akan terlihatnya jangka panjang. Dan, tidak sedikit pula yang menilai paket kebijakan ini tidak akan ada manfaatnya jika tidak direalisasikan dengan cepat.
Analis PT First Asia Capital David Setyanto misalnya, menilai, paket kebijakan ekonomi yang disampaikan oleh pemerintah sangat bagus untuk mendorong perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kebijakan tersebut baru sebatas ucapan saja belum ada implementasinya.”Apa yang dikatakan Presiden Jokowi sangat bagus, tapi kalau tidak ada implementasinya buat apa. Sekarang pasar menunggu implementasinya, semakin cepat tindakannya, semakin cepat dampak positifnya,” kata David di Jakarta, Kamis, 10 September 2015.
Menurut David, dampak dari kebijakan ekonomi tahap pertama ini akan terlihat ke pasar dalam waktu menengah dan panjang. Berbeda dengan kebijakan pembelian kembali (buyback) saham BUMN yang beberapa waktu lalu dilontarkan oleh pemerintah.
Hal senada juga disampaikan Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada. Menurut Reza, paket kebijakan pemerintah baru akan terlihat efek positifnya ke pasar saham jika telah direalisasikan dengan tindakan nyata.”Pelaku pasar sudah bosan diberi harapan palsu. Makanya sekarang pasar menunggu implementasi kebijakan tersebut, dan butuh waktu untuk bisa menilai itu hal positif,” tutur Reza.
Apakah ada yang salah dengan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi? Tentu pemerintah tidak membuat paket kebijakan asal-asalan. Mengingat pemerintahan Jokowi diisi oleh orang-rang pintar dan tentu cerdas dalam mengambil keputusan. Selain itu juga sarat pengalaman.
Yang pasti, pasca penetapan paket kebijakan ini, menteri-menteri Jokowi juga langsung tancap gas mengerjakan tugasnya dalam mendorong perekonomian. Dan kemungkinan akan terlihat hasilnya beberapa pekan atau beberapa bulan kedepan.Bukan tidak mungkin, nilai tukar rupiah dan IHSG pun sedikit demi sedikit mulai merangkak naik. Saat ini, berdasarkan kurs tengah Bak Indonesia, rupiah menguat 16 poin menjadi Rp14.306 dari posisi kemarin Rp14.322 per dolar AS. Sementara pada penutupan perdagangan sesi satu IHSG berada di level 4,375.837 atau menguat 32.576 (0,75%).
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More