Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat, outstanding kredit sebesar Rp440 triliun di kuartal III 2017, atau mengalami pertumbuhan hingga 13,9 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama yakni sebesar Rp386,2 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan kredit ini didorong oleh segmen korporasi dan konsumer. Adapun kredit korporasi berkontribusi sebesar Rp161,5 triliun atau tumbuh 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Sementara kredit konsumer, kata Jahja, tercatat sebesar Rp128,3 triliun, atau meningkat 20,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama. Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh sebesar 26,8 persen (yoy) menjadi Rp78,8 triliun,
“Ini berkat penawaran produk dengan struktur tertentu dan tingkat suku bunga yang kompetitif,” ujar Jahja di Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Sedangkan untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit masing-masing meningkat 11,4 persen (yoy) menjadi Rp38,5 triliun dan 13,4 persen (yoy) menjadi Rp11 triliun. Kredit komersial & UKM tercatat sebesar Rp150 triliun, meningkat 2,4 persen (yoy).
Dari sisi rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), lanjut dia, Bank BCA berada pada level 1,5 persen pada akhir September 2017, dengan total cadangan kredit yang tercatat sebesar Rp12,8 triliun atau meningkat 13,6 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
“Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 190,8 persen,” ucap Jahja.
Kemudian, tambah dia, Bank BCA tercatat masih mampu mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat. Di mana rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat sebesar 74,7 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,6 persen.
Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 16,5 persen (yoy) menjadi Rp574,4 triliun pada akhir September 2017 yang ditopang oleh dana deposito yang tumbuh sebesar 36 persen (yoy) menjadi Rp146,4 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) merupakan komposisi terbesar yaitu 74,5 persen terhadap total DPK.
“Untuk dana CASA tumbuh 11 persen (yoy) menjadi Rp428 triliun pada akhir periode pelaporan. Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 14,7 persen menjadi Rp144,7 triliun, sedangkan dana tabungan meningkat 9,3 persen menjadi Rp283,3 triliun,” tutupnya. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More