Categories: News UpdateTokoh

Osbal Saragih Eks Direktur BRI dan BNI, Raih Doktor & Jadi Wisudawan Terbaik

Jakarta – Masih ingat Osbal Saragi Rumahorbo? Bankir senior yang pernah menjadi Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Direktur Bank Negara Indonesia (BNI). Apa kabarnya Osbal Saragi sekarang?

Dengan pengalamannya sebagai bankir andal selama 30 tahun, Osbal Saragi ternyata aktif sebagai konsultan keuangan di beberapa perusahaan swasta nasional  maupun asing dan menerjuni bisnis farmasi dengan menduduki kursi Komisaris Utama di sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang farmasi.

Osbal Saragi juga saja menyelesaikan pendidikan Strata 3 dan pada hari Minggu 16 September 2021 kemarin dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pada Wisuda Periode II tahun akademik 2021/2022 dan meraih nilai akademik Sempurna (3,97 dari skala 4.0) di Universitas Brawijaya, Malang. Osbal resmi meraih gelar Doktor di bidang Administrasi Bisnis di  universitas tersebut.

Melalui penelitiannya Osbal Saragi tidak hanya menunjukkan  kematangannya tentang bisnis perbankan, namun juga berhasil menggunakan berbagai konsep dan teori untuk landasan menjelaskan penelitiannya tentang Pengaruh Hubungan Militancy dan Strategic entrepreneurship terhadap Sustainability yang Dimediasi oleh Customer Focus dan Performance dan Dimoderasi User Experience.

Osbal Saragi tertarik memilih judul tersebut didasarkan dari rasa penasarannya selama bekerja didunia perbankan  selama 30 tahun yang menemukan hanya sedikit  pelaku usaha yang sukses membangun “kerajaan bisnis”. Disisi lain  banyak  juga ditemukan pelaku usaha yang mengalami kegagalan melanjutkan usahanya atau berhenti berusaha karena tidak mampu  menghasilkan cashflow yang memadai untuk membiayai operasi usaha.

Memang dalam konteks usaha korporasi telah banyak diteliti tentang faktor yang menentukan performance dan sustainability. “Namun untuk sektor usaha UMKM masih jarang yang diteliti, padahal pelaku usaha disekor UMKM ini sangat besar jumlahnya dan masih membutuhkan referensi yang kuat dan penelitian yang menggunakan metodologi yang terukur  sehingga dapat menjadi acuan bagi para pelaku usaha  untuk  menumbuh kembangkan sektor UMKM,” ujarnya.

Osbal Saragi melakukan penelitian dengan  objek  usaha sistem keagenan perbankan (Branchless Banking).  “Karena fenomena  dan data empiris menunjukan bahwa rate success usaha sistem keagenan untuk bertahan hidup setelah 2 tahun beroperasi hanya sebesar 47,26% dan apabila diteliti lebih lanjut bahwa dari usaha yang bertahan hidup hanya sekitar 12,48% yang mampu membiayai dirinya dan tumbuh secara sustain,” ujarnya.

Dalam penelitiannya, Osbal Saragi mendapatkan temuan dan kosep baru yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan baik dari aspek Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi.  Temuannya menunjukkan bahwa Militancy dan Strategic entrepreneurship berpengaruh signifikan positif terhadap Customer focus dan tidak berpengaruh signifikan  terhadap Performance dan Sustainability. Namun Militancy dan Strategic entrepreneurship akan berpengaruh secara signifikan terhadap Performance dan Sustainability apabila diikuti dengan kegiatan fokus pelanggan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Customer focus merupakan variabel mediasi yang berperan sentral, yaitu berfungsi sebagai penarik Militancy dan Strategic entrepreneurship dan sekaligus sebagai pendorong Performance dan Sustainability. Sedangkan experience merupakan variabel moderasi yang memperkuat pengaruh Customer focus dan Strategic entrepreneurship terhadap Sustainability, namun bukan merupakan variabel moderasi pengaruh Militancy terhadap Sustainability.

Osbal Saragi berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan 9 Dosen Penguji yaitu  Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad, SE, MPA (mantan Ketua OJK yang saat ini ditugaskan sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss) dan Prof. Dr. Suhartono, SE dosen Perbanas dan praktisi perbankan, serta kalangan akademisi Prof. Dr. Sri Mangesti Rahayu, MSi dan Prof. Dr. Taher Alhabsji, MA serta 5 Dosen Senior lainnya bergelar Doktor, seperti Dr. Ir. Solimun, MS dan Dr. Kadarisman Hidayat, MS.

Menurut Osbal, nilai dan manfaat praktis dari hasil penelitian ini tentu sangat bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dengan usaha sistem keagenan perbankan diantaranya  Agen Bank (pelaku usaha),   Bank sebagai principle sistem kegenan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator dan Masyarakat selaku pengguna fitur transaksi serta bagi penelitian selenjutnya.  Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini menjadi salah satu referensi ilmiah dalam menjelaskan konsep sutainability usaha UMKM yang lebih komprehensif.

BPenelitian ini juga bermanfaat bagi pelaku usaha apabila ingin memiliki kinerja keuangan yang baik dan tumbuh secara sustain harus memiliki Militancy, begitu juga bagi industri perbankan agar terus berinovasi dalam mengembangkan fitur transaksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hasil  penelitian dapat menjadi acuan untuk menyusun prioritas strategi dan kebijakan yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan sustainability sistem keagenan. Perbankan juga dapat menyusun prioritas program pelatihan dan pendampingan yang tepat dan terkait langsung dengan peningkatan customer focus para Agen. Implikasi lainnya  adalah bahwa perbankan sebagai pemilik sistem keagenan wajib untuk meningkatkan dan membangun user experience para agen,  melalui program-program pelatihan dan pendampingan yang tepat dan terencana.

Ketika ditanyakan apa rahasia keberhasilannya menjadi Wisudawan terbaik dan apa yang mendorongnya untuk terus kuliah, Osbal mengatakan ingin berarti untuk para generasi penerus termasuk anak-anaknya. “Bangsa ini perlu banyak belajar tentang masa lalu untuk mempersiapkan masa depan, sebab generasi muda memiliki masa depan, sedangkan generasi tua memiliki pengalaman masa lalu. Jika ini disinergikan dan ditulis dengan menggunakan metode ilmiah, rasanya dapat berkonstribusi besar untuk generasi yang akan datang. Setidaknya untuk anak-anak saya,” ujarnya.  (Karnoto Mohamad).

Dwitya Putra

Recent Posts

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Kredit Investasi Padat Karya, Ini Syaratnya

Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More

4 hours ago

Ada 22 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Beraset Jumbo

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More

4 hours ago

Banggar Beberkan Solusi Strategis Antisipasi Risiko Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More

4 hours ago

Libur Natal, 1,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More

5 hours ago

Komunitas Otomotif Apresiasi Satgas Nataru Pertamina Tekan Angka Kecelakaan

Jakarta – Sejumlah komunitas otomotif mengapresiasi kinerja Satgas Nataru Pertamina dalam menjaga ketersedian pasokan bahan… Read More

20 hours ago

LPEI Dorong Komoditas Gula Aren Pandeglang Mendunia, Begini Upaya yang Dilakukan

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor gula aren Indonesia yang semakin… Read More

20 hours ago