Jakarta – Pertemuan Tahunan International Monetary Funds-World Bank (IMF-WB Annual Meetings) 2017 yang dihadiri para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dunia telah membawa optimisme yang lebih kuat terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, yaitu sebesar 3,6 persen di 2017 dan 3,7 persen di 2018.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi secara merata di negara maju maupun negara berkembang. Di mana dalam pertemuan tersebut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati hadir dalam rangkaian IMF-WB Annual Meetings tersebut.
Pada pertemuan tersebut, para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dunia bersepakat untuk tetap menjaga tren perbaikan perekonomian global dengan memanfaatkan momentum ini sebagai peluang (window of opportunity) untuk memaksimalkan reformasi struktural yang sedang dijalankan.
Hal ini sejalan dengan masih adanya potensi risiko yang patut diwaspadai ke depan, seperti risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan yang berdampak langsung pada sentimen global, penyesuaian harga aset, pengetatan di sektor keuangan yang berdampak pada negara berkembang, dan kemungkinan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Sebagai respon kebijakan untuk menghadapi hal tersebut, maka diperlukan reformasi kebijakan moneter, fiskal dan struktural serta memperkokoh kerja sama guna mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko yang dapat mengubah arah pertumbuhan ekonomi global dalam jangka menengah.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik optimisme prospek ekonomi global tersebut mengingat dampak positifnya bagi ekonomi Indonesia. Menurutnya, kebijakan Indonesia saat ini telah sejalan dengan respon kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan perekonomian global ke depan.
“Untuk itu, upaya untuk melanjutkan reformasi perlu terus dijalankan,” ujar Agus Marto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2017.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, BI sebagai otoritas moneter dalam hal ini terus berupaya untuk menjaga kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan di tengah upaya pemulihan ekonomi domestik serta terus menjalankan upaya pendalaman pasar keuangan untuk meningkatkan resiliensi ekonomi.
Di sela-sela IMF-WB Annual Meetings di Washington D.C. juga diadakan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan terakhir dalam masa Presidensi G20 Jerman tahun 2017, sebelum tongkat estafet Presidensi G20 untuk tahun 2018 dialihkan ke Argentina mulai 1 Desember 2017.
Sejalan dengan tingginya perhatian global terhadap kesinambungan dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi, G20 di bawah Presidensi Argentina akan mengusung tema utama mengenai “Future of Work” dan “Infrastructure”. Selain itu, Presidensi Argentina juga akan melanjutkan sejumlah agenda pembahasan pada presidensi sebelumnya seperti arsitektur keuangan global, kerja sama perpajakan internasional, serta regulasi dan perkembangan sektor keuangan. (*)
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More